Longsor di Mojokerto, Warga Diimbau Relokasi

Longsor di Mojokerto, Warga Diimbau Relokasi Forkopimcam Dlanggu saat mengimbau warga untuk relokasi akibat longsor.

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Forkopimcam Dlanggu meminta warga direlokasi sementara, karena terdapat 8 rumah yang berisiko terdampak longsor dari tebing di Sungai Raharjo Tirto dengan tinggi 30 meter. Lokasinya berada di Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.

Camat Dlanggu, Achmad Samsul Bakrie, mengatakan bahwa kondisi tanah yang tergerus sejak 10 tahun terakhir semakin mengkhawatirkan pada Maret 2024. Pihaknya berencana melakukan relokasi sementara ke rumah-rumah warga, dan balai dusun yang dirasa aman.

Baca Juga: Bantu Desa Rawan Bencana, Unipa Ciptakan Alat Sistem Peringatan Dini Longsor

Dari 8 rumah terdampak, ada 7 bangunan yang berada di atas tebing dan lapisan tanah material setiap hari kini mengalami longsor. Sedangkan, satu rumah lainnya mengalami keretakan dinding parah dan tersisa tanah hanya sekitar satu meter dari tebing.

"Untuk keamanan warga, kita sudah koordinasi dengan Kapolsek, Koramil dan Pak Kades. Jadi kalau memang dibutuhkan, 8 rumah ini jika malam hari bisa menginap di tetangga dan fasilitas lainnya. Seperti balai dusun, jika memang perlu bisa juga koordinasi dengan BPBD untuk menyediakan tenda darurat," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (22/4/2024).

Terkait upaya penanganan tebing yang membahayakan, Camat Dlanggu bersama sejumlah pihak terkait telah beberapa kali melakukan survei. Terakhir, informasi telah dilaporkan ke Bupati Mojokerto pada Sabtu (6/4/2024)/

Baca Juga: Polisi Peduli, Kapolsek Dlanggu Gandeng Bhabinkamtibmas Salurkan Bantuan Sosial

Namun, tindak lanjut haruslah ke BBWS karena wilayah tebing berada di aliran sungai yang menjadi wewenang pihak dimaksud. Alhasil, masih belum ada titik terang upaya nyata apa yang harus dilakukan agar tebing tidak semakin longsor.

"Kemarin (20/4/2024) juga BBWS sudah ke lokasi. Dan berharap semoga segera ada tindak lanjut, karena sudah sangat mengkhawatirkan," kata Achmad.

Sementara itu, Juru Sungai BBWS OP Kediri, Nanda Ade Prastyo, menyebut dampak longsoran sudah parah dan akan kembali ditinjau terkait bagaimana penanganan ke depannya. Hal tersebut terungkap usai melakukan survei.

Baca Juga: Cegah Kebakaran, TPA Randegan Digerojok Ribuan Liter Air

Kemungkinan besar, kata Nanda, penanganan menggunakan bronjong terasering agar tidak sampai lebih parah lagi. Dengan luasan terdampak panjang 400 meter secara keseluruhan dan kedalaman mencapai 30 meter.

"Kondisi memang parah, karena longsor itu dan menggerus rumah warga. Harapanya usai peninjauan bisa Seger ditangani, agar tidak ada korban," ucapnya.

Terpisah, Kapolsek Dlanggu, Iptu MK Umam, memastikan pihaknya tidak tinggal diam dengan rutin setiap hari melakukan patroli untuk mengecek kondisi 8 rumah terdampak longsor tebing di Sungai Raharjo Tirto.

Baca Juga: Tabrakan dengan Tronton di Jalan Raya Jetis Mojokerto, Truk Tangki Minyak Goreng Ngguling

"Menjadi atensi langsung Bapak Kapolres Mojokerto AKBP Dr. Ihram Kustarto, bahwa kami akan melakukan pengecekkan setiap harinya baik patroli rutin maupun komunikasi dengan Forkopimcam, dengan tujuan agar tidak ada korban jiwa karena kondisi sudah rawan," paparnya. 

"Kami berharap apabila cuaca mendung segera mengungsi ke tempat yang aman baik ke tetangga atau ke keluarga masing-masing dulu, serta Pak Kades juga sudah mempersiapkan lokasi di balai dusun sambil menunggu upaya penanganan dari BBWS," imbuhnya. (ana/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO