Kulit Pria di Lamongan ini Melepuh 90 Persen, Diduga Korban Malapraktik

Kulit Pria di Lamongan ini Melepuh 90 Persen, Diduga Korban Malapraktik Kondisi korban yang kulitnya melepuh. (foto: haris/BANGSAONLINE)

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Diduga korban malapraktik akibat dosis obat yang diberikan, sekujur tubuh seorang warga Lamongan mengalami melepuh seperti bekas terbakar hingga 90 persen.  Korban diketahui bernama Eko Feri Bambang Prastio (36) warga Desa Pelabuhan, Kecamatan Mantup.

Saat ini pasien dirawat di ruang Kemuning RSUD dr Soegiri Lamongan untuk mendapat perawatan intensif di rumah sakit milik pemerintah tersebut.

Baca Juga: Diduga Jadi Korban Malpraktik, Suami Pasien Cabut Gigi yang Meninggal di Ngawi Lapor Polisi

Wakil direktur RSUD dr Soegiri Lamongan, dr Eko Budi Santoso yang dikonfirmasi BANGSAONLINE,com menyatakan, Feri dibawa ke rumah sakit pada 23 Agustus lalu dengan keluhan sakit panas dan kulit tubuh sudah ada bintik-bintik merah. 

"Dari rekam medis, pasien sempat menjalani perawatan di Puskesmas Mantup yang kemudian dirujuk ke RSUD. Saat itu, kondisinya dengan keluhan sakit panas dan kulit tubuh sudah ada bintik-bintik merah," ungkapnya.

Dari pihak pasien, lanjut Eko, diketahui gejala awal karena pasien sebelumnya minum obat epilepsi dan diketahui kalau yang bersangkutan ternyata punya riwayat alergi terhadap obat jenis penisilin sehingga yang bersangkutan diberi obat epilepsi yang tidak mengandung penisilin. "Kalau dari riwayat sakitnya kemungkinan pasien mengidap sakit steven-johnson syndrome atau penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi atau infeksi," jelasnya.

Baca Juga: Dilaporkan ke Polres Gresik Soal Dugaan Malpraktik Kecantikan, ini Tanggapan Fairuz Skincare

Untuk menanganinya, Eko mengatakan jika pihak RSU Dr Soegiri Lamongan saat ini telah menunjuk 3 dokter, yaitu dokter spesialis kulit, dokter spesialis syaraf dan juga dokter spesialis penyakit dalam. 

"Hanya saja untuk proses penyembuhan akan dibutuhkan waktu yang lama karena kulit yang melepuh hampir 90 persen atau hampir di sekujur tubuhnya," tandas dia.

Sementara, pasien Feri kepada wartawan yang menemuinya di ruang kemuning RSUD dr Soegiri Lamongan mengatakan, sebelum dirawat di rumah sakit maupun puskesmas, dirinya sempat meminta obat epilepsi dan mengatakan kepada yang dimintai obat kalau dirinya alergi obat penisilin dan diberi obat yang tidak mengandung penisilin. "Setelah saya minum beberapa butir, saya kemudian panas dan timbul bintik-bintik," jelasnya.

Baca Juga: Potensi Malpraktik Pilkada 2020 di Tengah Covid-19

Sayangnya hingga berita ini ditulis, pihak Puskesmas yang sebelumnya menangani Feri belum berhasil dikonfirmasi. (ais/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO