Di Depan Kiai Se-Madura, Kiai Asep Sampaikan Kesan Rektor Al Azhar Mesir tentang Figur Khofifah

Di Depan Kiai Se-Madura, Kiai Asep Sampaikan Kesan Rektor Al Azhar Mesir tentang Figur Khofifah Para kiai, nyai, lora dan tokoh se-Madura foto bersama dengan Khofifah Indar Parawansa di di Pondok Pesantren Al Anwar Patereman Modung Bangkalan Madura, Kamis (3/10/2024). Foto: bangsaonline

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mengungkapkan bahwa Khofifah Indar Parawansa adalah figur pemimpin yang menjadi kita (para kiai atau ulama).

Menurut Kiai Asep, dalam perspektif keagamaan, Khofifah merupakan perwujudan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Sedangkan dalam perspektif pemerintahan, Khofifah merupakan simbol untuk mewujudkan baldatun thayyibatun warabbun ghafur.

Baca Juga: Para Waranggono di Tiga Kabupaten Jatim Utara Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim

“Pengetahuan ilmu agamanya sangat bagus. Begitu juga salatnya sangat bagus. Bahkan salat yang 100 kali juga dilakukan. Saya gak tahu calon gubernur yang lain,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim di depan para kiai se-Madura di Pondok Pesantren Al Anwar Patereman Modung Bangkalan Madura, Kamis (3/10/2024).

Kiai Asep juga mengatakan bahwa fisik Khofifah sangat kuat. Menurut Kiai Asep, banyak orang menyatakan bahwa fisik Kiai Asep sangat kuat karena beraktivitas sejak pukul 3 malam hingga larut malam. Tapi Kiai Asep mengaku fisiknya kalah kuat dengan fisik Khofifah.

“Orang bilang fisik saya kuat. Tapi dibanding fisik Bu Khofifah fisik saya tak sebanding,” kata Kiai Asep.

Baca Juga: Komunitas Perempuan Relawan ‘Prokem’ Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil

Khofifah, kata Kiai Asep, selain memiliki kecakapan bekerja juga punya kecerdasan dan wawasan ilmu yang luas. Sehingga dalam pergaulan internasional pun Khofifah penuh percaya diri.

Kiai Asep mengaku menyaksikan sendiri ketika mengantarkan Khofifah bertemu Rektor Universitas Al Azhar Mesir Prof Dr Salamah Daud.

“Beliau tatag,” kata Kiai Asep yang dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto.

Baca Juga: Didampingi Arumi, Cawagub Emil Dardak Blusukan ke Pasar Menganti Gresik

Susai bertemu Khofifah, tutur Kiai Asep, Rektor Al zhar itu menyampaikan kesannya saat bertemu Khofifah.

“Rektor Al Azhar itu mengatakan bahwa Bu Khofifah adalah pemimpin besar yang sangat layak untuk menjadi pemimpin di Indonesia,” kata Kiai Asep menirukan kesan Prof Dr Salamah Daud kepada para kiai se-Madura itu.

Karena itu Kiai Asep minta kepada semua para kiai yang hadir, jangan sampai ada keraguan untuk memilih kembali Khofifah sebagai gubernur Jawa Timur periode kedua. Apalagi para periode pertama sudah terbukti tentang kiprah Khofifah yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, termasuk masyarakat Madura. 

Baca Juga: Disambut Doa, Khofifah Ajak Santri Ponpes Al Anwar Bangkalan untuk Tempuh Pendidikan yang Tinggi

Karena itu Kiai Asep mengingatkan sebuah Hadits yang artinya: Barang siapa memilih pemimpin dan dia tahu ada seorang pemimpin lain yang lebih baik, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan kaum muslimin.

Karena, tegas Kiai Asep, Khofifah jelas lebih baik dari yang lain. 

"Saat kampanye damai ada calon gubernur pidato mengatakan bahwa siapapun nanti yang terpilih sudah ketentuan Lautan Mahfud. Itu ada videonya," kata Kiai Asep yang disambut tawa para kiai. 

Baca Juga: Ikhtiar Menangkan Khofifah-Emil, DPW PKS Jatim Konsolidasikan Kader

Padahal yang dimaksud adalah lauhul mahfudz. Yaitu tempat catatan takdir dan kejadian di alam semesta yang terjaga dan sudah ada sebelum alam semesta dan umat manusia diciptakan.

Kiai Asep sendiri sangat yakin Khofifah mudah untuk memenangkan pertarungan politik di Jawa Timur.

Namun masalahnya bukan hanya menang. “Tapi bagaimana Khofifah-Emil menang di atas 80%,” kata putra KH Abdul Chalim, salah seorang pendiri NU dan pejuang kemerekaan RI yang pada November 2023 lalu ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Baca Juga: Khofifah: Terima Kasih Kontribusi Muhammadiyah dalam Peningkatan Kualitas SDM

“Kita bangga bisa mengantarkan figur yang menjadi kita ke puncak idealisme. Jadi sebenarnya yang butuh bukan Ibu Khofifah, tapi kita yang butuh,” kata Kiai Asep yang juga ketua umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

 Mendengar pemaparan Kiai Asep itu banyak kiai yang hadir lega. Karena mereka merasa mendapat gambaran utuh tentang figur Khofifah. 

Tapi salah seorang kiai mengingatkan agar Khofifah tidak ta’ajub dan jumawa. Karena banyaknya pujian berpotensi terkena penyakit a’in. Yaitu penyakit akibat kekaguman berlebihan dan sanjungan.

Baca Juga: Khofifah-Emil Sowan ke Muhammadiyah

“Nggih kiai. Terimakasih,” kata Khofifah kepada kiai yang mengingatkan itu.

Kiai Asep juga membenarkan. “Ya betul itu,” kata Kiai Asep sembari memberikan bacaan untuk menangkal pengaruh negatif tersebut.

Pertemuan Khofifah dengan para kiai se-Madura itu dikemas secara khusus di kediaman pribadi Kiai Muclis Muhsin seusai acara Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul Masyayikh, Wisuda Purna Siswa dan Hari Jadi ke XXIX Ponpes Al Anwar Modung Kabupaten Bangkalan, Kamis (3/10/2024).

Baca Juga: Dilantik Jadi Ketua DP HKTI Jatim, Khofifah Bertekad Wujudkan Smart Village dan Sejumlah Program

Acara Maulid itu sendiri dihadiri ribuan kiai, nyai, lora dan para tokoh masyarakat dari empat kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

“Kami mengundang 2.000 orang. Kami menyiapkan 2.000 kursi,” kata Dr KH Muchlis Muhsin, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Modung kepada BANGSAONLINE seusai acara. Pantauan BANGSAONLINE di lokasi, ribuan kursi di bawah tenda itu penuh.

Acara Maulid Nabi SAW itu dihadiri KH Fuad Noerhasan, pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Juga hadir Rais Syuriah PCNU Sampang KH Syaifuddin Abdul Wahid bersama Ketua Tanfidziah PCNU Sumenep KH Itqom Busyiri, Rais Syuriah PCNU Sumenep KH Hafidhi Sarbini bersama ketua Tanfidziah PCNU Sumenep KH Panji Taufiq, Rais Syuriah PCNU Pamekasan KH. Muhammad Nawawi Abdul Mu'in bersama Ketua Tanfidziah PCNU Pamekasan KH Taufik Hasyim dan para kiai pimpinan pesantren dan tokoh masyarakat.

Juga hadir KH  Jazuli Nur, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Amanah Bangkalan dan para dzurriah Syaikhona Kholil Bangkalan. Antara Lora Nasikh dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO