​Semua Ragukan Pimpinan KPK, Saut Situmorang: Komisi III Gila Pilih Saya

​Semua Ragukan Pimpinan KPK, Saut Situmorang: Komisi III Gila Pilih Saya Saut Situmorang. Foto: liputan6.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - "Komisi III gila pilih saya". Ungkapan itu adalah ekspresi Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Saut Situmorang yang tak menyangka jika Dewan Perwakilan Rakyat memilihnya menjadi salah satu pimpinan .

Saud mengakui bahwa dia belum tentu bisa menjadi pimpinan yang baik. Bahkan, dia tak menjamin jika saat ini akan lebih baik ketimbang komisi anti rasuah yang dipimpin Abraham Samad pada periode lalu.

Baca Juga: Jalani Sidang Perdana, Begini Dakwaan Jaksa KPK ke Bupati Sidoarjo Nonaktif

"Enggak ada jaminan sekarang akan lebih baik dari sebelumnya. Makanya yang berubah harus paradigmanya. Makanya saya minta mari kita bersama-sama," kata Saut di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 19 Desember 2015.

Saud pun meminta publik untuk terus mengontrol khususnya dia secara pribadi. Sebab, dia tak menjamin dirinya akan terus baik seperti komitmennya kepada DPR saat uji kepatutan dan kelayakan calon pimpinan .

"Saya belum tentu terbaik. Makanya saya harus dikontrol, setiap orang bisa jadi setan. Transparansi dancheck of balance penting," ujar dia.

Baca Juga: Kanwil Kemenkumham Jatim Ajak Stakeholder Terlibat dalam Survei Penilaian Integritas

Pada Jumat 18 Desember 2015, Komisi III DPR telah menetapkan 5 calon pimpinan . Melalui voting, mereka memilih 5 di antara 10 capim.

Maka berdasarkan hasil pemungutan suara tersebut, periode 2015-2019 diketuai oleh Agus Rahardjo. Sementara para wakilnya adalah Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang dan Laode Muhammad Syarif.

Mereka Diragukan

Langkah 5 calon pimpinan ini rupanya tak berjalan mulus. Banyak yang kecewa dengan pilihan DPR itu. Termasuk dari lembaga swadaya masyarakat yang konsern terhadap korupsi, Indonesia Corruption Watch (ICW).

Salah satunya aktivis ICW, Emerson Juntho, menyebut terpilihnya pimpinan yang baru adalah suatu hasil yang tidak menggembirakan. "Setelah terpilihnya 5 pimpinan , langit mendung. Kita kecewa," ungkap Emerson.

Baca Juga: KPK Siap Ladeni Praperadilan Bung Karna

Emerson berujar, ada ketakutan DPR saat memilih calon pimpinan yang baru, sehingga yang terpilih tidak ada sama sekali yang memiliki pengalaman atau pernah bertugas di sebelumnya.

"Saya lihatnya simple, pasti mereka tidak akan pilih yang akan memakan mereka. Makanya yang dipilih sahabat-sahabat DPR. Saya agak khawatir jangan-jangan DPR tidak ingin mengulangi kejadian yang sama," ujar dia.

Kejadian yang dimaksud adalah bagaimana pada kepemimpinan sebelumnya banyak menangkap atau mengungkap korupsi anggota DPR maupun tokoh politik. DPR pun lantas memilih orang-orang yang dianggap paling 'lembek'.

Baca Juga: Sidang Kasus Pemotongan Insentif ASN Sidoarjo: Jaksa Tolak Pledoi Siskawati

"Kalau yang dianggap keras-keras kayaknya nggak akan dipilih. Kita anggap memang pilihannya bukan yang terbaik. Yang dipilih adalah mereka yang ingin jadikan menjadi Komisi Pencegahan Korupsi," ujar dia.

"Dan mereka yang setuju akan revisi UU yang sebenarnya akan melemahkan ," lanjut Emerson.

Bisa Diandalkan

Baca Juga: Ke KPK, KPMB Desak Penyelesaian Kasus Korupsi Abah Anton

Berbeda dengan ICW, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengapresiasi pilihan DPR itu. Khususnya Ketua Agus Raharjo. Menurut pria yang karib disapa Ahok ini, Agus Rahardjo merupakan figur yang tepat dan cocok.

"Agus sangat cocok untuk memimpin . Saya kenal dekat dengan Agus. Bahkan yang nolong RSUD Koja pakai rancang bangun itu, ya Pak Agus. Termasuk penghapusan outsourching di Jakarta itu karena Pak Agus," ujar Ahok kemarin.

Karena kedekatan itu, hampir setiap ada persoalan ‎Ahok minta tolong Agus. Tidak terkecuali terkait sistem pengadaan barang dan jasa yang baik untuk DKI.

Baca Juga: KPK Geledah Rumah Dinas Abdul Halim Iskandar

Menurut dia, Agus pula yang mendorong agar Jakarta menjadi percontohan daerah lain dalam penggunaan sistem e-catalog

"Jadi kalau Anda bicara e-catalog di republik ini, yang saya suka ngomong e-catalog, e-catalog di LKPP itu berhubungan langsung dengan Pak Agus Rahardjo," beber dia.

Sama dengan Ahok, Wakil Presiden Jusuf Kalla yakin pimpinan yang baru tersebut dapat lebih garang dalam memberantas korupsi dibandingkan pemimpin sebelumnya. Untuk itu, dia meminta kepada publik agar tak mengkritiknya terlebih dahulu.

Baca Juga: Gelar Demo, Massa Aksi Desak KPK Tangkap Bupati Situbondo

"Yah jangan dulu dikritik sebelum menjalankan tugas yah, bisa-bisa lebih keras daripada yang lalu. Tunggu saja, saya yakin ini lebih keras," ujar JK di Istana Bogor, Jawa Barat, kemarin.

"Jangan hanya menganggap ahli antikorupsi hanya yang itu-itu saja. Ini lebih hebat lagi nanti, percaya sama saya," ucap dia.

Sumber: liputan6.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Resmi Dipecat! Novel Baswedan dkk Letakkan Kartu Identitas KPK':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO