Cagub Jatim 2018? Nasib Gus Ipul Persis Rhoma dan Mahfud MD

Cagub Jatim 2018? Nasib Gus Ipul Persis Rhoma dan Mahfud MD MESRA: Muhaimin dan Rhoma saat kampanye jelang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 lalu. foto: tribunnews

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Terpentalnya Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai calon gubernur dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengingatkan publik pada nasib si raja dangdut Rhoma Irama dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Bahkan juga Wapres Jusuf Kalla.

Tiga tokoh nasional itu semula oleh Ketua Umum DPP PKB A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) seolah digadang-gadang sebagai calon presiden yang bakal diusung PKB. Mereka pun aktif kampanye untuk PKB sehingga suara partai PKB naik signifikan pada pemilu legislatif 2014. Namun begitu kampanye legislatif usai ternyata Rhoma dan Mahfud MD ”ditinggal” begitu saja oleh Cak Imin.

Baca Juga: Didampingi Arumi, Cawagub Emil Dardak Blusukan ke Pasar Menganti Gresik

Gus Ipul juga begitu. Dalam Muktamar NU ke-33, Gus Ipul banyak membantu PKB memasukkan pengurus PKB ke dalam Panitia Daerah Muktamar NU. Sedemikian banyaknya sampai warga NU berkomentar miring karena NU dianggap disetir parpol (PKB).

Maklum, Gus Ipul saat itu menjabat ketua panitia daerah Muktamar NU sehingga leluasa memasukan panitia dari pengurus PKB.

Bukan hanya itu. Gus Ipul bersama Cak Imin dan Halim Iskandar, kakaknya Cak Imin, juga menjadi “trio keluarga” yang secara agresif menyingkirkan KH Hasyim Muzadi dan KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah) dari kepemimpinan NU. Mereka bahu membahu mengegolkan KH Said Aqil Siraj sebagai ketua umum meski mayoritas PCNU dan PWNU menolak karena dianggap beraliran Syiah.

Baca Juga: Tri Rismaharini Sapa Pekerja Pabrik Rokok dan Kampung di Malang

Namun begitu Muktamar NU selesai ternyata Gus Ipul ditinggal begitu saja. Sebaliknya, PKB malah mengumumkan kakak kandung Cak Imin, A Halim Iskandar, sebacai cagub. Padahal Cak Imin dalam acara Pecinta Solawat Nabi (Pesona) di DPP PKB secara lantang memperkenalkan Gus Ipul sebagai calon gubernur dari PKB.

”Kalau Khofifah mendaftar akan kita tolak. Saifullah Yusuf calon gubernur Jawa Timur dari PKB,” tegas Cak Imin di depan para kiai. Gus Ipul yang saat itu hadir bersama para kiai tersenyum sumringah.

Nasib Gus Ipul ini juga dialami Rhoma Irama dan Mahfud MD. Dua tokoh ini sempat digembar-gemborkan sebagai calon presiden dari PKB sehingga mereka aktif berkampanye dalam pemilu legislatif 2014.

Baca Juga: Disambut Doa, Khofifah Ajak Santri Ponpes Al Anwar Bangkalan untuk Tempuh Pendidikan yang Tinggi

Berdasarkan Survei Saiful Mujani, sebelum Rhoma diusung oleh PKB tidak ada perubahan suara signifikan yang masuk ke partai tersebut. Namun, setelah Rhoma digembar-gemborkan masuk bakal calon presiden barulah suara PKB naik.

Cak Imin juga mengakui bahwa pengaruh Rhoma sangat besar. Di sela-sela kampanye pemilu legislatif 2014 Cak Imin mengatakan bahwa pada pemilu-pemilu sebelumnya kampanye PKB di Aceh dan Jawa Barat tak diminati rakyat.

”Paling yang hadir 400 sampai 600 orang. Tapi begitu menghadirkan Rhoma yang datang sampai puluhan ribu. Di Aceh kampanye PKB dihadiri sampai dua puluh ribu orang karena ada Rhoma,” katan Cak Imin sumringah.

Baca Juga: Ikhtiar Menangkan Khofifah-Emil, DPW PKS Jatim Konsolidasikan Kader

Rhoma dan Mahfud effect memang besar. Faktanya, perolehan suara PKB pada pemilu 2014 cukup fantastis. PKB mendulang 11,298 juta suara (9,04 persen) atau naik sekitar 5 persen dibandingkan perolehan pada pemilu 2009.

Namun ibarat habis manis sepah dibuang, jasa Rhoma dan Mahfud MD bagi Cak Imin lenyap bagai ditelan bumi. Begitu kampanye legislatif usai Cak Imin sulit dihubungi. ”Kalau ditelepon tak pernah diangkat, di-SMS tak pernah dibalas. Kalau ketemu di forum dia selalu menghindar. Tak mau bicara capres,” kata salah seorang tim sukses Mahfud MD yang juga pengurus PBNU kepada bangsaonline.com.

”Padahal saya sebelumnya sudah minta, kalau Pak Mahfud nanti tak jadi dicalonkan, kita bicara baik-baik dengan alasan yang logis. Kan enak. Ini ndak, dia (Cak Imin) kalau ketemu nyelimur terus. Pernah duduk satu meja dengan Pak Mahfud dalam suatu acara tapi dia selalu nyelimur,” tambahnya kesal.

Baca Juga: Khofifah: Terima Kasih Kontribusi Muhammadiyah dalam Peningkatan Kualitas SDM

Putri Rhoma Irama, Debby Rhoma, juga mengaku kecewa terhadap Cak Imin. Ia menilai PKB di bawah kendali Cak Imin telah bertindak tidak adil, bahkan cenderung meremehkan ayahnya dalam peningkatan perolehan suara PKB.

"Saya sangat menyayangkan sikap PKB. Bukan karena Rhoma tidak dicapreskan atau dicawapreskan. Kekecewaan saya bukan itu, tetapi karena PKB tidak mau menjalin silaturahim dengan baik," ujar Debby, Kamis (15/5/2014).

Debby mengatakan, Cak Imin hanya satu kali mendatangi Rhoma. Itu terjadi ketika Cak Imin meminta Rhoma menjajaki koalisi partai-partai Islam. Namun, setelah PKB menyatakan berkoalisi dengan PDIP, Cak Imin tak berkomunikasi ke Rhoma.

Baca Juga: Khofifah-Emil Sowan ke Muhammadiyah

Debby pun mempersilahkan para relawan Rhoma meluapkan kekesalannya dalam berbagai bentuk asalkan tidak anarkistis. "Saya sudah berusaha redam. Tapi, melihat tidak ada iktikad baik PKB (Cak Imin), saya tidak bisa lagi menahannya. Saya jadi tidak simpatik dengan PKB, kenapa politik malah memisahkan silaturahim kami?," kata manajer Soneta Group itu.

Pendukung Rhoma yakin, masuknya nama Rhoma sebagai bakal capres PKB punya andil besar bagi perolehan suara PKB. "Karena itu, kami sakit hati saat elit PKB membantah perolehan suara PKB pada pileg kemarin bukan karena Rhoma Irama effect," ujar Ketua Umum Fans Rhoma and Soneta (Forsa), Surya Aka.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menilai Cak Imin sebagai politisi cerdik sekaligus licik dalam mengatur strategi sehingga suara partainya melonjak melalui figur pedangdut Rhoma Irama.

Baca Juga: Di Haul ke-13 KH Ahmad Zamachsyari, Khofifah Didoakan Lanjutkan Pimpin Jawa Timur

"Dalam bahasa Inggris (yang dilakukan Cak Imin) disebut 'clever'. Bahasa Indonesianya, licik. Muhaimin berhasil menaikkan (jumlah) suara di akar rumput PKB dengan mengusung Rhoma. Saya ngomong itu di depan Muhaimin, bukan di belakangnya," kata Ikrar Nusa Bhakti, di Jakarta, Kamis (10/4).

Menurut Ikrar, kecerdikan dan kelicikan Cak Imin juga terlihat dari strateginya menggaet figur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan mantan Wakil Presiden (Wapres) Wapres Jusuf Kalla (JK). Kedua sosok ini dapat menarik simpati masyarakat kelas menengah sementara sosok Rhoma dapat menarik simpati dari masyarakat bawah.

(dari berbagai sumber)

Baca Juga: Barisan Loyalis Gus Dur Lumajang Deklarasi Dukung Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO