Taufiq Ismail Sebut PKI Pandai Berdusta dan Memutarbalikan Fakta

Taufiq Ismail Sebut PKI Pandai Berdusta dan Memutarbalikan Fakta Budayawan Taufiq Ismail (tengah), KH Muni'm DZ, Robbi Sugara dalam diskusi buku Refleksi Peristiwa PKI 1965 di Aula FISIP UIN Syahid, Jakarta, Senin (25/4). foto: rakisa/ BANGSAONLINE

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Budayawan Taufiq Ismail menyebutkan bahwa dalam melaksanakan perjuangannya kerap memutar balikan fakta, penuh kedustaan dan kebohongan kepada masyarakat. Kedustaan tersebut diteruskan oleh Neo saat ini.

Demikian hal itu ditegaskan Taufik Ismail saat menjadi pembicara dalam bedah buku 'Gagalnya Kudeta (1965-2015) di Auditorium FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (25/4). Taufiq Ismail juga berpendapat pemerintah tak perlu meminta maaf terkait pembunuhan massal pasca pemberontakan Partai Komunis Indonesia () tahun 1965.

Baca Juga: Situs Persada Sukarno Minta Pemerintah Bentuk Tim Kajian Hari Peristiwa G30S/PKI

"Pemerintah tak perlu meminta maaf pada , mengingat banyaknya korban yang jatuh akibat pemberontakan yang dilakukan ," ujar Taufiq.

Pemberontakan yang dilakukan pada 1927, 1948 dan 1965 menelan banyak korban jiwa. "Ribuan nyawa melayang akibat pemberontakan di Tanah Air. Mereka menyembelih dan membantai para kiai dan masyarakat," lanjut Taufiq.

Ia menyebutkan komunis telah membunuh sekitar 120 juta jiwa tak berdosa hampir di 74 Negara. "Kedustaan lainnya adalah saat saya membacakan puisi di acara simposium nasional beberapa waktu, mereka mencemooh bahkan memutarbalikan fakta menyebut saya diusir," tegasnya.

Baca Juga: Aksi Damai DPW FPI Tolak LGBT Direspons Positif DPRD Pamekasan

KH Abdul Mun'im DZ sependapat dengan Taufiq. Ia bahkan menyebut sejarah yang dibaca dan dibeberkan hanya sepotong yakni hanya episode 1965. Hanya penggalan itu saja yang disajikan para sejarawan, tidak pernah menyajikan rentang sejarah sebelumnya yakni sejak 1945,1950-an hingga 1965 yang diwarnai ketegangan dan keganasan .

Namun demikian, KH Abdul Mun'im DZ, NU secara umum telah memaafkan bahkan ketika mereka dengan lantang menyebut NU atau Ansor menuduh telah melakukan kesalahan sehingga seolah memaksa NU dan TNI meminta maaf kepada .

"Mereka seolah menjadi korban sementara pihak NU tidak pernah dilihat sebagai korban keganasan mereka," ucap Wakil Sekjen PBNU ini.

Baca Juga: Ciri Utama PKI Pembohong, Pintar Membalik Fakta, Kiai Asep Minta Pancasila Jangan Diperas

Selain Tafiq Ismail, KH Muni'm DZ, pembicara lainnya, Robbi Sugara mengibaratkan kekejaman seperti kekejaman yang dilakukan ISIS.

"Keduanya membunuh manusia dan merusak pranata sosial dengan brutal Tak ada belas kasihan, mereka bangga dengan mempertontonkan kekejamannya," ucap Dosen Hubungan Internasional dan Ilmu Politik UIN Syahid, Jalarta ini. (jkt1/ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO