Keluarga eks PKI Serahkan Data Kuburan Massal, Luhut: Akan Kita Investigasi Kebenarannya

Keluarga eks PKI Serahkan Data Kuburan Massal, Luhut: Akan Kita Investigasi Kebenarannya Menkopolhukam Luhut Panjaitan, Wakil PM Republik Tiongkok usai membahas pembangunan SDM Papua, Senin (9/5) di Kantor Menkopolhukam. foto: rakisa/ BANGSAONLINE

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Keluarga eks yang menyebut dirinya korban pelanggan HAM berat menyerahkan berkas data jumlah kuburan massal, Senin (9/5) kepada Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Menkopolhukam. Data tersebut merupakan hasil temuan yang dilakukan Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965.

Dalam pertemuan tersebut dibahas hasil temuan kuburan massal Eks untuk dilakukan investigasi.

Baca Juga: Situs Persada Sukarno Minta Pemerintah Bentuk Tim Kajian Hari Peristiwa G30S/PKI

"Data yang diserahkan katanya mencapai belasan ribu, akan kita investigasi kebenarannya," kata Luhut kepada wartawan di Kantor Menkopolhukam.

Dikatakannya, investigasi dilakukan untuk mencari kebenaran data, agar tidak ada tudingan bahwa Pemerintah melanggar HAM berat.

"Kita gak mau anak cucu atau generasi anda seolah-olah negaranya telah melanggar HAM berat, jadi tentu kami akan investigasi kebenaran data itu," ucapnya.

Baca Juga: Aksi Damai DPW FPI Tolak LGBT Direspons Positif DPRD Pamekasan

Ketua YPKP 1965 Bedjo Untung menyebutkan berdasarkan temuan pihaknya, terdapat 122 titik kuburan massal korban 1965. Dari 122 titik kuburan massal tersebut terbanyak di daerah Jawa Tengah, yakni Boyolali, Pati, Wonogiri dan Pacitan dan Sumatera.

"Data kita sangat akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Dari data tersebut kami merinci ada 13.999 korban, namun masih banyak yang belum didata, data itu hanya 2 persen saja," kata Bedjo.

Bedjo mengapresiasi Kemenpolhukam yang berjanji untuk melakukan investigasi. Ia menuding bangsa Indonesia telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat. (jkt1/rev)

Baca Juga: Ciri Utama PKI Pembohong, Pintar Membalik Fakta, Kiai Asep Minta Pancasila Jangan Diperas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO