Industri Berkembang Pesat, Tapi Gresik Masih Tertinggal dari Mojokerto dalam Tekan Angka Kemiskinan

Industri Berkembang Pesat, Tapi Gresik Masih Tertinggal dari Mojokerto dalam Tekan Angka Kemiskinan Masyarakat di Gresik, terutama pemuda, masih membutuhkan banyak lapangan pekerjaan. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pesatnya perkembangan sektor industri di Kabupaten Gresik ternyata tak berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan di Kota Pudak ini. Buktinya, Gresik masih kalah dengan daerah lain dalam menekan angka kemiskinan.

Sebagai contoh, pada tahun 2014, angka kemiskinan di Kabupaten Gresik masih tembus hingga Gresik 13,41 persen atau kisaran 155.00 jiwa. Padahal, daerah lain, angka kemiskinannya jauh di bawah Gresik.

Baca Juga: PT Smelting Raih Penghargaan Pembina Kemitraan Terbaik Bidang Penanaman Modal dari Pemkab Gresik

Kabupaten Mojokerto misalnya, pada tahun yang sama, angka kemiskinannya hanya 6,5 persen. Begitu juga Kabupaten Sidoarjo yang hanya 6,4 persen. Kemudian, Kota Surabaya 5,79 persen, Kota Batu 4,59 persen, dan Kota Madiun 4,85 persen.

Kepala Dinas Sosial Pemkab Gresik, Rudi Sutadji membenarkan, bahwa berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik), angka kemiskinan di Kabupaten Gresik lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota di atas.

Meski demikian, jumlah angka kemiskinan di Kabupaten Gresik setiap tahunnya terus mengalami penurunan. "Alhamdulillah, hasil kerjasama semua pihak angka kemiskinan di Gresik terus menurun," tuturnya.

Baca Juga: Lepas Ekspor 36,28 Ton Copper Foil PT Hailiang ke China, ini Harapan Bupati Gresik

Rudi mengaku heran, mengapa angka kemiskinan di Gresik lebih tinggi dari daerah tetangga tersebut. Padahal, dilihat dari beberapa variabel, Gresik terbilang ekonominya bagus dan lebih tinggi dibandingkan kabupaten lain.

Sebagai contoh, dari sektor pertumbuhan ekonomi. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi di Gresik di atas 7,36 persen mengalahkan Jawa Timur dan nasional. Kemudian, pendapatan perkapita rata-rata di atas 63 juta pertahun.

"Saya sendiri merasa tidak masuk akal kalau kemiskinan di Gresik masih di atas 13 persen," cetusnya.

Baca Juga: Bupati Gresik Lepas Ekspor Produk UMKM Songkok ke Brunei Darussalam

Bagian Sosial sendiri, lanjut Rudi, telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka kemiskinan di Kabupaten Gresik. Dari upaya itu bisa diketahui angka kemiskinan di Gresik yang terus turun. Sebagai rujukan adalah, program penerimaan bantuan Jamkesnas (Jaminan Kesehatan Nasional). Dari jumlah 394.293 orang pada tahun 2015, menurun hingga tinggal 335.129 orang.

Kemudian, Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) awalnya 47.557 orang tahun 2015 turun tinggal 40.480 orang. "Indikator-indikator ini yang kami jadikan rujukan kalau angka kemiskinan di Gresik terus menurun," terangnya.

Rudi menambahkan, bahwa salah satu indikator mengapa Gresik angka kemiskinannya cukup tinggi versi BPS, karena tingginya disparitas (kesenjangan).

Baca Juga: Perumda Giri Tirta Gresik Naikkan Tarif Pemakaian Air untuk Pelanggan Niaga dan Industri

Sebagai contoh, di wilayah GKB (Gresik Kota Baru), hanya orang-orang mampu yang belanja di sana, sedangkan orang miskin tidak mampu, seperti belanja makanan.

Kemudian, di wilayah pertambakan masih banyak orang dianggap miskin karena buang air besarnya di tambak. "Padahal menurut kami orang petambak itu rata-rata kaya," pungkasnya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO