​Doa Penutupan Sidang Paripurna MPR/DPR yang Menggemparkan Ternyata tanpa Teks

​Doa Penutupan Sidang Paripurna MPR/DPR yang Menggemparkan Ternyata tanpa Teks Muhammad Syafi'i. foto: youtube

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Mungkin baru kali ini ada pembacaan doa yang mendapat tepuk tangan atau aplaus luar biasa panjang. Itulah doa yang dipanjatkan HR Muhammad Syafi'i dalam penutupan Sidang Paripurna MPR/ pada Jumat, (14/8/2015).

Muhammad Syai’i memang memimpin doa dengan penuh ekspresif dan khusuk. Kalimat demi kalimat disampaikan dengan intonasi yang tegas dan menggetarkan. Sehingga para para pejabat tinggi yang hadir menyimak dengan khidmat.

Baca Juga: Dilantik jadi Wakil Ketua MPR RI, Ibas: Siap Kerja Keras untuk Kesejahteraan dan Keadilan Masyarakat

Dalam acara penutupan sidang itu hadir semua pejabat tinggi negeri ini, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla serta para menteri kabinet kerja, di samping semua anggota DPR/MPR dan DPD RI.

Doa yang dipanjatkan Muhammad Syafi’i, anggota Fraksi Partai Gerindra itu sangat menyentuh kesadaran kalbu karena menyangkut realita Indonesia saat ini. Ia misalnya menyebut bahwa penegakan hukum di negeri ini sangat tumpul.

“….seperti mata pisau yang hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Sehingga mengusik rasa keadilan bagi bangsa ini ya Allah Rabbal alamin,” kata Syafi’i dalam doanya.

Baca Juga: BPIP Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila di Pasuruan

Selain mendapat pujian dan tepuk tangan dari para anggota yang hadir, kalimat-kalimat doa yang dipanjatkan Syafi’i juga menggemparkan dunia maya.

Yang menarik, saat membaca doa tersebut Syaafi’i tak memakai teks seperti umumnya pejabat membaca doa acara-acara seremonial kenegaraan.

“Enggak pakai. Muncul saja. Tapi memang beberapa hari sebelumnya dimintain teks (oleh Setjen DPR), tapi saya bilang saya tidak pernah pidato atau baca doa pakai teks, tapi tergantung pada yang saya dengar yang saya lihat,” katanya di kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (16/8/2016), dikutip JPNN.com

Baca Juga: Dilantik, Syafiuddin dan Imron Amin Proritaskan Kemajuan dan Kesejahteraan Pulau Madura

Soal isi doanya yang sangat kritis terhadap pemerintah, Syafi’i berdalih bahwa itu hanya refleksi kemerdekaan. Dia mengaku hanya menyampaikan suasana kebatinan yang sebenarnya sedang dirasakan oleh masyarakat.

Berikut cuplikan doa Muhammad Syafi’i yang sempat jadi perbincangan publik tersebut.

“Wahai Allah, memang semua penjara overcapacity tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir, wahai Allah. Kami tahu pesan dari sahabat Nabi-Mu, bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat tapi karena orang-orang baik belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu.”

Baca Juga: Menteri ATR/BPN Apresiasi Dukungan dari Komisi II DPR RI

Ya Rabbal ‘alamin, lihatlah kehidupan ekonomi kami. Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli di negeri kami sendiri. Tapi hari ini, sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah Allah, bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami

Ya rabbal aalamin. Kehidupan sosial budaya, seperti kami kehilangan jati diri bangsa ini, yang ramah, yang santun, yang saling percaya.

Ya Rabbal ‘alamin…. Kami juga belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa ini kalau suatu ketika ada bangsa lain akan menyerang bangsa kami. Ya Rahman ya Rahim, tapi kami masih percaya kepada-Mu, bahwa ketika kami masih mau menadahkan tangan kepada-Mu, itu berarti kami masih mengakui Engkau adalah Tuhan kami, Engkau adalah Allah yang Maha Kuasa

Baca Juga: Sekjen Kementerian ATR/BPN Teken Nota Kesepahaman dengan DPR RI

Jauhkan kami Ya Allah dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat. Di mana-mana rakyat digusur tanpa tahu ke mana mereka harus pergi. Di mana-mana rakyat kehilangan pekerjaan.

Allah di negeri yang kaya ini ini rakyat ini outsourcing, wahai Allah. Tidak ada jaminan kehidupan mereka.

Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat. Hari ini di Kota Medan di Sumatera Utara, 5000 KK rakyat Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara, ya Rabbal ‘alamin.

Baca Juga: Gus Irsyad Batal Dilantik Jadi DPR RI, Massa SGI Geruduk KPU Kabupaten Pasuruan

Allah, lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah.

Allah, kalau ada mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka ya Allah. Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini Ya Rabbal ‘alamin.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO