Kisruh Dualisme DPC GMNI Surabaya, GMNI Tuban dan Banyuwangi Sebut "Versi Pucang" Ilegal

Kisruh Dualisme DPC GMNI Surabaya, GMNI Tuban dan Banyuwangi Sebut "Versi Pucang" Ilegal Aksi GMNI Surabaya Versi Marinda saat ngeluruk ke sekretariat GMNI Surabaya Versi Marinda.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Dualisme kepemimpinan di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia () Kota Surabaya antara "versi marinda" dan "versi pucang" semakin berlarut. Bahkan, DPC Surabaya versi pucang tadi malam (2/11) menyerbu Sekertariat DPC versi Marinda.

Selama ini DPC Surabaya “versi pucang” diketahui ngotot mengklaim sebagai organisasi yang sah. Namun, hal tersebut dibantah oleh sejumlah ketua DPC yang ada di Jawa Timur.

Baca Juga: GMNI Dukung Rencana Pembentukan Zaken Kabinet Pemerintahan Prabowo

Bantahan tersebut di antaranya datang dari Ketua DPC Tuban dan Banyuwangi. Seperti yang disampaikan Ketua Tuban, Naha. Kepada BANGSAONLINE.com, ia mengatakan bahwa kepengurusan yang sah dan dikenal oleh DPC yang lain merupakan DPC Surabaya versi Marinda. 

“Jadi Versi Pucang itu ilegal,” tututrnya, Rabu (2/11).

Ia menambahkan, selama ini Versi Marinda sudah diakui oleh seluruh DPC di Jawa Timur. Sedangkan, DPC Surabaya Versi Pucang ini merupakan gerombolan yang mengatasnamakan dirinya organisasi .

Baca Juga: Ribuan Kader dan Alumni GMNI Jawa Tengah Ziarah ke Makam Bung Karno

“Itu hanya gerombolan yang ingin merusak nama baik saja” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua DPC Banyuwangi, Ibenk. Ia menyayangkan, adanya tindak aksi vandalis oleh oknum yang mengatasnakan dirinya . Sebab, selama ini Surabaya yang mempunyai legalitas hanya DPC Surabaya Versi Marinda.

“Ya hanya Surabaya versi Marinda yang mempunyai legalitas dari Presidium,” ungkapnya saat dikonfirmasi melalui selulernya.

Baca Juga: HUT ke-64 PMII, Khofifah Ajak Mahasiswa Bangun Kualitas Pergerakan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Terkait kondisi itu, ia meminta agar aparat segera menindak tegas yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamankan dirinya . Apalagi sampai terjadinya tindakan anarkis.

“Aparat harus serius untuk mengusut kejadian tersebut,” terangnya.(wan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO