Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (4): Masjid Ampel Tempat Menempa Ilmu Walisongo

Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (4): Masjid Ampel Tempat Menempa Ilmu Walisongo Suasana Masjid Agung Sunan Ampel (MASA) Surabaya menjelang datangnya waktu salat Maghrib. foto: YUDI A/ BANGSAONLINE

MASJID Ampel Denta dari awal berdirinya hingga saat ini dikenal menjadi pusat sekolah agama yang juga disebut sebagai pondok pesantren. Salah satunya sebagai tempat bergurunya ulama-ulama besar anggota Walisongo seperti Sunan Giri, Sunan Bonang serta Sunan Drajat. Meskipun tidak terlihat seperti pesantren pada umumnya, tapi untuk kegiatannya sama karena ada jam belajarnya.

“Kalau di ponpes ada madrasah diniyah, kalau di Masjid Agung ada LPBA MASA, baru mengikuti pengajian-pengajian,” kata Muhammad Azmi, Ketua Ta’mir Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya (MASA), yang dulu dikenal dengan nama Masjid Ampel Denta.

Baca Juga: Hebat! Masjid ini Tiap Hari Sediakan Makan dan Penginapan Ber-AC Plus Kopi-Snack Gratis

Menurutnya, tipikal kiai Surabaya dari dulu hingga kini memang tidak ada pondok pesantrennya. Artinya, mereka (para kiai) mengajarkan ilmunya di rumah masing-masing.

“Kita sendiri yang datang ke rumah mereka sesuai jadwal pengajian yang digelar oleh masing-masing kiai. Ada kiai yang hanya membuka pengajian hanya di bulan puasa,” jelas pria yang biasa disapa Gus Azmi ini.

Bentuk sekolah agama yang dijalankan oleh MASA adalah sekolah pendidikan Bahasa Arab. Dengan adanya wadah atau lembaga pendidikan ini, akan menambah kuat lagi kegiatan belajar mengajar keagamaan yang dilakukan para ulama/kiai di Surabaya.

Baca Juga: Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran

Ada dua lembaga pendidikan yang dimiliki Masjid Agung Sunan Ampel saat ini, yakni LPBA (Lembaga Pengajaran Bahasa Arab) MASA sebagai lembaga kursus, serta Stibada (Sekolah Tinggi Bahasa Arab dan Dakwah) MASA, sebagai sekolah tingginya.

Gus Azmi juga menceritakan saat Raden Rahmat melakukan perjalanan menuju wilayah Ampel Denta yang merupakan hadiah dari Prabu Brawijaya V itu. Selama perjalanan itu, Raden Rahmat memanfaatkan moment itu untuk melakukan dakwah di tempat-tempat yang ia singgahi.

“Oleh sebab itu tidaklah mengherankan apabila belum sampai dalam tahap membangun pesantren Ampel Denta, jumlah pengikutnya sudah banyak,” tuturnya.

Baca Juga: Lebaran Tinggal Hitungan Hari, Ini Tips Berhijab Bagi yang Punya Pipi Tembem

Setelah Pesantren Ampel Denta itu berdiri, jumlah murid/santrinya sudah sangat banyak. Bahkan, dari Pesantren Ampel Denta ini pula lahir ulama-ulama besar yang menjadi anggota Walisongo yang sangat masyur itu.

Adapun nama-nama anggota Walisongo itu mulai dari Raden Paku yang bergelar Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat serta Raden Patah. Sunan Bonang dan Sunan Drajat merupakan putra dari Sunan Ampel itu sendiri.

“Semuanya ditempa ilmu agama oleh Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Mulai dari pangeran, kaum bangsawan serta rakyat jelata juga meramaikan Pesantren Ampel Denta untuk dididik menjadi ulama serta mubaliq-mubaliq yang mumpuni,” tandasnya. (ian/lan/bersambung)

Baca Juga: Lucu! Polisi Bagikan Takjil, Pengendara Putar Balik, Jalan Raya Sepi, Mengira Tilang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semua Penonton Bioskop Disalami, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (18)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO