Pilgub Jatim 2018 Diprediksi Diikuti Empat Pasangan Calon

Pilgub Jatim 2018 Diprediksi Diikuti Empat Pasangan Calon

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Peta politik Jawa Timur menjelang pemilihan gubernur tahun 2018 mulai terbuka. Komposisi kekuatan politik pun mulai terlihat di permukaan. Pilgub Jatim pun diprediksi sangat cair karena diikuti oleh empat pasangan calon. Prediksi itu disamapaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Survei Regional (LSR), Muhammad Mufti Mubarrok.

Mufti menilai agak berat bagi Saifullah Yusuf atau Gus Ipul (GI) untuk bisa lenggang maju pilgub Jatim. Karena Khofifah Indar Parawansa (KIP) sudah 99 persen maju dalam pilgub Jatim. Partai Demokrat pun sudah membuka diri pada KIP ditambah dengan NasDem dan Golkar. Kalau selama ini GI percaya diri mendapat dukungan dari PDI Perjuangan. Menurut hasil analisa LSR, PDIP akan memunculkan kadernya sendiri. PDIP di tambah Hanura bisa memunculkan pasangan sendiri.

Baca Juga: Didampingi Arumi, Cawagub Emil Dardak Blusukan ke Pasar Menganti Gresik

“Saya memprediksi pilgub Jatim bisa diikuti empat pasangan calon. Hal itu melihat peta politik yang semkin cair,” tutur Mufti, Jumat (6/10).

Mufti mengungkapkan, empat paket pasangan calon itu adalah paket pertama. Pasangan GI dan Halim Iskandar dengan partai pengusung PKB dan PKS serta PPP. Pasangan yang bermodal hanya hijau atau berbasis Islam. Paket kedua, Khofifah dan Hasan Aminuddin yang diusung Demokrat, Golkar dan Nasdem. Cawagub paket kedua ini bisa juga beralih ke sosok Nurwiyatno.

Mufti melanjutkan, untuk paket ketiga La Nyala MM dan Emil Dardak atau cadangan dari PAN, bisa Masfuk atau Sunyoto, Partai pengusungnya Gerindra, PAN dan PBB. Dan Paket keempat adalah pasangan Risma dan Anas diusung oleh PDIP dan Hanura. Paket ke empat ini menarik karena last minute.

Baca Juga: Tri Rismaharini Sapa Pekerja Pabrik Rokok dan Kampung di Malang

“Empat paket ini kemungkinan bisa terjadi, mengingat semua cagub maupun cawagub elektabilitas masih rata-rata dan belum ada yang sangat menonjol. Dalam 3 bulan ke depan sampai Desember semua capaslon (calon pasangan calon) bisa saja berubah termasuk parpol pendukung,” urai Mufti.

Terpisah, peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam menjelaskan, mendaftarnya KIP ke Partai Demokrat akan membuka peta koalisi partai di Pilgub Jatim. Demokrat juga sangat memperhatikan efek elektoral pada 2019 dari pada pertimbangan beban psikis Pakde Karwo, sehingga memilih memimpin koalisi dengan mengusung calon terlebih dulu.

"Kalau dilihat dari peta pertarungan memperebutkan calon, Demokrat sudah selangkah lebih maju," ungkap dia.

Baca Juga: Disambut Doa, Khofifah Ajak Santri Ponpes Al Anwar Bangkalan untuk Tempuh Pendidikan yang Tinggi

Jika berdasarkan hitung-hitungan elektoral, Gus Ipul akan lebih diuntungkan kalau maju lewat koalisi PKB-PDIP karena merepresentasikan suara nahdliyin dan nasionalis yang menjadi basis geopolitik Jatim.

"Namun seiring dengan meningkatnya jumlah pemilih rasional, maka faktor pasangan cawagub Gus Ipul juga akan turut memberi kontribusi signifikan," jelas Surokim.

Sebaliknya, Gus Ipul dalam ancaman serius kalau koalisi PKB-PDIP batal dan PDIP membangun poros sendiri dengan mengusung kader asli partai berlambang kepala banteng. "Kalau ini yang terjadi maka sangat berbahaya bagi Gus Ipul dan akan menguntungkan Khofifah," kata pengamat politik ari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) itu.

Baca Juga: Ikhtiar Menangkan Khofifah-Emil, DPW PKS Jatim Konsolidasikan Kader

Surokim menambahkan, kalau PKB maju sendirian tanpa koalisi tentu berat bagi Gus Ipul untuk memenangkan Pilgub Jatim mendatang. Tapi kalau koalisi PKB-PDIP gagal, setidaknya PKB bisa mengambil partai nasionalis pengganti seperti Gerindra walaupun dari sejarah koalisi di tingkat nasional belum pernah dilakukan.

Peluang partai poros tengah yang dimotori Gerindra, PAN dan PKS di Pilgub Jatim, lanjut Surokim berpeluang besar mengusung pasangan calon sendiri jika koalisi nasional juga berlaku di Jatim karena pelaksanaan Pilgub berdekatan dengan Pileg dan Pilpres 2019.

"Saya prediksi kemungkinan besar Gerindra bersama PKS akan membangun poros sendiri mengusung Cagub La Nyalla atau Mahfud MD," pungkas dia. (mdr/ns)

Baca Juga: Khofifah: Terima Kasih Kontribusi Muhammadiyah dalam Peningkatan Kualitas SDM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO