SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Satunah terlihat cantik, Selasa (7/5). Dia mengenakan pakaian terbaiknya, kebaya dipadu dengan kerudung coklat. Setelah rampung berdandan, dia bergegas keluar rumah. Di depan kediamannya, Satunah sudah ditunggu becak motor (bentor) langganannya.
Siang tadi (7/5), Satunah diantar menuju balai desa Buduran. Dia hendak melakukan perekaman e-KTP. Pasalnya, sejak program e-KTP bergulir, dia belum sempat melakukan perekaman.
BACA JUGA:
- Jelang Pemilu 2024, Dispendukcapil Sidoarjo Genjot Catat Akta Kematian
- Bupati Gus Muhdlor Ingatkan Masyarakat Pentingnya Memperbarui Data Kependudukan
- Urus KTP, KK hingga Akta Kelahiran, Warga Sidoarjo Cukup Datang ke Balai Desa
- Cegah Antrean, Pj Bupati Minta Dispendukcapil Sidoarjo Tetap Buka di Hari Sabtu dan Minggu
Sampai di balai desa, Satunah langsung dibopong Muhammad Arifin. Kepala Desa Buduran itu tahu, Satunah kesulitan berjalan. Maklum, usianya sudah menginjak 76 tahun.
Proses perekaman berjalan cepat. Mulai dari pemotretan wajah, perekaman iris mata, hingga tanda tangan elektronik. Tidak ada kendala. Hanya saat perekaman sidik jari beberapa kali diulang.
"Karena sudah sulit ditangkap sensor. Karena faktor usia," ucap Kasi Inovasi Pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Latifa Indira Dewi.
Sebelum Satunah, petugas Dispendukcapil merekam Urip Dwi Wahyono. Usianya sudah 31 tahun. Namun belum memiliki e-KTP. Arifin mengatakan, Urip dulunya mengidap gangguan jiwa. "Sehingga perekaman tertunda," jelasnya.
Program perekaman di Desa Buduran itu merupakan inovasi dari Dispendukcapil. Yakni Dilan, perekaman disabilitas dan lanjut usia. Dengan program itu, pemkab berupaya agar seluruh warga kota delta memiliki kartu identitas.