JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Lima desa yang ada di Kabupaten Jombang terancam tenggelam, lantaran tanggul sungai Brantas yang ada di Dusun Jatipandak, Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben mengalami abrasi dan amblas secara bertahap. Panjang tanggul yang kritis tersebut mencapai 16 meter.
Tak hanya itu, saat ini kondisi batu bronjong yang berfungsi penahan air juga mulai ambrol. Pondasi batu tersebut juga ambrol. Tiang beton sebagai kekuatan bronjong juga jebol. Jika hal itu dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan tanggul yang sudah menipis itu juga jebol.
BACA JUGA:
- Terlibat Skandal Video Mesum, Dua Pejabat Disdikbud Jombang Diberhentikan
- Syukuri Nikmat Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Sehat Tentrem Bagikan Santunan ke Ratusan Tukang Becak
- Respons Pj Bupati Jombang soal Viralnya Video Mesum Diduga Kepala Disdikbud
- Perumda Tirta Kencana Jombang Terima Kunjungan Toya Wening Surakarta
Lima desa tersebut di antaranya, Desa Jatiduwur, Jatipandak, Podoroto, Pojokrejo, Wuluh, dan Desa Blimbing. Bahkan, dampaknya bisa sampai 14 desa.
“Jika sampai tanggul ini jebol, maka akan membahayakan bagi lingkungan sekitar. nantinya 7 ribu hektare lahan pertanian akan terendam. Kemudian, lima desa yang ada di sekitar tanggul juga akan terdampak. Karena di balik tanggul tersebut merupakan pemukiman padat penduduk,” ucap Burhanudin, dari Komisi Sumber Daya Air BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas, Rabu (15/01/20).
Akibat kerusakan tanggul itu, tim dari BBWS dan Dinas PUPR Jombang melakukan pemantauan lokasi. Dengan mengendarai perahu, mereka menyisir tepian Sungai Brantas. Kepada wartawan, tim menunjukkan sejumlah titik tanggul yang kondisinya sudah kritis.