Bonek Minta Pemkot Penuhi Komitmen agar Persebaya Tetap Main di Surabaya

Bonek Minta Pemkot Penuhi Komitmen agar Persebaya Tetap Main di Surabaya Suasana rapat antara Dispora Kota Surabaya dengan manajemen Persebaya dan perwakilan supporter pendukung Persebaya (Bonek Mania), belum lama ini. foto: ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hasil rapat antara Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya serta , Rabu (22/1) kemarin, belum sepenuhnya membuat (julukan pendukung ) puas. Masih terbesit kekhawatiran di benak bahwa Pemkot akan kembali memberi harapan palsu, seperti yang sudah-sudah.

Hal itu diungkapkan oleh Husin Ghozali, salah satu perwakilan dari kelompok GreenNord yang ikut rapat bersama Dispora dan . Ia meminta Pemkot kali ini lebih berkomitmen terhadap janjinya. Komitmen itu tentu dilakukan atas dasar ketulusan, bukan atas kepentingan politik karena mendekati Pemilihan Wali Kota (Pilwali) 2020.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

“Karena bukan satu, dua kali loh Pemkot tidak bisa berkomitmen terhadap keputusannya sendiri,” ujar pria yang akrab disapa Cak Cong itu, Kamis (23/1).

Dia mencontohkan komitmen Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi ketika menyegel Wisma Karanggayam. “Saat itu Eri bilang tidak ada penyegelan, pengosongan, penggembokan, ternyata lidahnya memang tak bertulang. Buktinya sekarang,” ujar Cak Cong.

Yang dimaksud Cak Cong tak lain pernah adanya video berisi statement Eri Cahyadi di media terkait polemik penggunaan Wisma di Karanggayam, Tambaksari. Video itu beredar ketika Pemkot melakukan pengosongan dan penggembokan Wisma .

Baca Juga: ​SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

pun geram dengan tindakan itu. Mereka menganggap penyegelan dan pengosongan Wisma --termasuk lapangan di dalamnya-- bisa berdampak pada pembinaan usia dini. Sebab di sanalah, pembibitan skuat muda dilakukan. Juga, pelaksanaan kompetisi internal.

pantas risau. Sebab dari Lapangan Karanggayam itulah selama ini lahir pemain-pemain hebat. Baik dari mereka yang masuk skuat muda , maupun mereka yang mengawali karir dari kompetisi internal .

Di video itu Eri memang sempat memberikan angin segar. Dia menyampaikan di hadapan manajemen dan media bahwa semuanya hanya miskomunikasi.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

Faktanya, sampai sekarang tak bisa memanfaatkan lapangan Karanggayam. Manajemen dan pun memilih berjuang di jalur hukum, lewat gugatan di pengadilan.

Cak Cong berharap sikap Pemkot yang melunak memberikan izin penggunaan (GBT) dan bukan karena adanya ASN (aparatur sipil negara) di lingkungan Pemkot yang digadang-gadang bakal jadi calon wali kota.

Kekhawatiran Cak Cong tidak berlebihan. Sebab, sejak kembali ke Liga Indonesia, Green Force tak pernah mendapatkan izin berlatih di . Padahal, tim lain seperti Madura United dan Persipura mendapatkan izin penggunaan lapangan bersejarah tersebut.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall

Dia mengkritik Tri Rismaharini yang mendekati hanya ketika akan ada pemilihan wali kota, atau ketika berprestasi. “Dulu waktu pemilihan, pakai syal bonek bilang ibuke bonek. Tapi setelah jadi seperti ini. Sama ketika U-20 juara, disambut, tapi ketika ada masalah seperti ini hilang entah ke mana,” jelasnya. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO