SKK Migas: Cadangan Energi Nasional Masih Riskan

BOJONEGORO (BangsaOnline) - Kasubag Komunikasi dan Protokol, Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas, Zudaldi Rafdi mengatakan, ketahanan energi nasional saat ini masih riskan. Ketahanan energi masih tanda tanya dalam jangka panjang.

"Dalam arti banyak ancaman, di antaranya, subsidi masih besar, ekspor besar dan cadangan minyak di perut bumi habis," ujar Zudaldi Rafdi usai memberikan materi dalam seminar Kepedulian Masyarakat Daerah dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Energi Nasional dan Public Speaking di Kampus Universitas Bojonegoro, Selasa (23/12/2014).

Menurut dia, hingga saat ini cadangan minyak mentah di Indonesia mencapai 3,7 miliar barel per hari (Bph), sedangkan cadangan gas sebanyak 40 miliar barel equivalen. Namun, perkiraan dia, cadangan tersebut hanya bertahan sampai 10 tahun kedepan.

"Kebutuhan energi minyak kita setiap harinya mencapai 8.000 Bph, sehingga dalam jangka sepuluh tahun kedepan cadangan minyak kita habis," ujarnya.

Ia berharap adanya cadangan minyak baru yang ditemukan dengan melakukan pengeboran minyak dan gas bumi (Migas), baik di wilayah barat maupun timur Indonesia, sehingga dapat menutupi kekurangan cadangan energi pada masa mendatang.

"Tetapi sampai akhir 2014 ini belum ditemukan lagi (minyak), yang ada saat pengeboran baru hanya gas saja," tambahnya.

Ia mengatakan, produksi migas di lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro saat ini mencapai 40.000 Bph minyak mentah. Produksi dari lapangan ini akan terus meningkat seiring penyelesaian fasilitas produksi hingga mencapai puncak produksi 165.000 barel minyak per hari.

"Fokus utama di Lapangan Banyu Urip yakni segera menyelesaikan fasilitas produksi penuh sehingga dapat mencapai produksi 165.000 barel pada pertengahan 2015, serta dapat mencukupi kebutuhan energi negeri," tandasnya.

Sementara, acara seminar dan kampanye peduli energi 2014 itu diadakan oleh Jaringan Pemuda Peduli Energi (JP2E) yang bekerja sama dengan mahasiswa Unigoro. Acara itu diikuti kurang lebih 60 mahasiswa baik dari mahasiswa Bojonegoro maupun Tuban dan Lamongan. Dengan adanya seminar itu diharapkan mahasiswa sadar energi dan pintar memakai energi yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO