Satu Mahasiswa Korban Demo Ricuh di Jember akan Jalani Operasi Rahang

Satu Mahasiswa Korban Demo Ricuh di Jember akan Jalani Operasi Rahang Kapolres Jember AKBP Aris Supriyono menjenguk salah satu korban kericuhan demo.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Unjuk rasa (unras) ratusan petani dan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Cabang Jember terkait relokasi saluran irigasi yang dilakukan oleh PT. Imasco Asiatic sejak 2018 lalu berakhir ricuh. Aksi yang dilakukan di depan Kantor Pemkab Jember itu menyebabkan 6 mahasiswa harus mendapat perawatan di UGD RS Jember Klinik dan RS Kaliwates setempat.

Diketahui 3 dari mahasiswa yang dirawat di UGD RS Jember Klinik dapat menjalani rawat jalan dan dapat dipulangkan setelah mendapat perawatan. Sementara satu orang mahasiswa atas nama Alvian Zaenal Ansori, terpaksa harus menjalani rawat inap untuk persiapan operasi.

Baca Juga: Civitas Academica Unej Gelar Deklarasi demi Selamatkan Demokrasi di Indonesia

Karena rahang bawahnya mengalami pergeseran setelah mendapat pukulan saat kericuhan dengan pihak kepolisian dan Satpol PP Pemkab Jember.

Sedangkan untuk dua mahasiswa lainnya yang dirawat di UGD RS Kaliwates atas nama Natali dan Yoyok juga masih menjalani perawatan.

Pantauan wartawan di UGD RS Jember Klinik, Kapolres Jember AKBP Aris Supriyono datang menjenguk para mahasiswa yang terluka bersama dengan jajarannya.

Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Pemkab Jember Resmikan Pabrik Pupuk Organik

Aris bahkan memberikan perhatian, dengan bergerak cepat memberikan rekomendasi agar para mahasiswa segera mendapat perawatan intensif. Seperti halnya yang dilakukan terhadap Alvian yang harus menjalani operasi. Kapolres langsung memberikan instruksi agar segera dipindah ke kamar rawat inap dan segera menjalani tindakan operasi.

Diketahui setelah mendapat rekomendasi dari Kapolres, Alvian langsung dipindah di kamar rawat inap Catleya 21 dan langsung persiapan menjalani proses operasi rahang.

Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Ketua Cabang PC PMII Jember Baijuri menyayangkan adanya kericuhan yang terjadi.

Baca Juga: Ribuan Ojol Gruduk Kantor Pemkab Jember

"Sejak awal kita sudah sama-sama komitmen dengan pihak kepolisian untuk melakukan aksi damai. Tapi karena tidak ditemui bupati itu, dan ada di pendapa tapi tidak mau menemui, sehingga aksi ricuh ini terjadi," kata Baijuri saat dikonfirmasi wartawan di sela menjenguk rekannya di RS Jember Klinik Jember, Senin (9/3/2020) malam.

Karena tidak ditemui bupati itu, akhirnya massa mulai memanas. Tapi, lanjut Baijuri, pihaknya tetap berusaha tenang dan damai. "Kita tidak ingin ada kericuhan, tapi usai aksi teaterikal, kemudian ingin memasang banner yang dilarang. Itu pemicu awalnya. Kemudian terjadi aksi saling dorong. Satpol PP membuka jalan, dan keluarlah para polisi yang langsung memukuli kami," ulasnya.

Bahkan diketahui juga olehnya, Alvian yang jadi salah satu korban pemukulan, mengalami luka paling parah. "Saya lihat langsung dengan mata kepala saya sendiri, Sahabat Alvian itu dipukuli 5 oknum polisi. Sehingga akhirnya mengalami luka yang mengharuskan ia untuk menjalani operasi," ungkapnya

Baca Juga: DPRD Jember Terima Tuntutan PMII soal Revisi Perda RTRW

Diketahui juga, ketiga mahasiswa yang dapat pulang dan menjalani rawat jalan, diantar langsung oleh mobil khusus yang disiapkan kapolres. Namun sayangnya, kapolres enggan untuk dikonfirmasi wartawan perihal kericuhan yang terjadi. (ata/yud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO