​Warisi Kedermawanan Kiai Asep, Gus Bara Bagikan Sembako untuk Korban Covid-19 Mojokerto

​Warisi Kedermawanan Kiai Asep, Gus Bara Bagikan Sembako untuk Korban Covid-19 Mojokerto Muhammad Al-Barra (Gus Bara) berbaju putih menyerahkan paket sembako secara simbolik kepada Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto KH Abdul Adzim Alwi di Kantor PCNU Mojokerto Jawa Timur disaksikan Sobirin, Kamis (16/4/2020). foto: MA/BANGSAONLINE.com

Gus Bara disambut penuh semangat di kantor PCNU. Selain Kiai Abdul Adzim Alwi, tampak para pengurus dan aktivis NU, termasuk pegiat Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim (LPBI) . Anam, Ketua LPBI PCNU Mojoketo mengaku senang dengan gelontoran sedekah Gus Bara. Menurut dia, PCNU selama 16 hari ini terus bekerja untuk penanganan covid-19.

Usai dari kantor PCNU, Gus Bara langsung turun ke kampung-kampung. Ia didampingi beberapa timnya, diantaranya Sobirin. Gus Bara menemui ketua-ketua RT, RW, tukang becak dan masyarakat langsung. Warga di kampung-kampung - yang sebagian para lansia - tampak sumringah saat didatangi Gus Bara. Saking senangnya bahkan banyak yang mendoakan Gus Bara menjadi pemimpin di Mojokerto.

“Masih muda ya. Semoga jadi wakil bupati Mojokerto,” kata para ibu-ibu usai menerima sembako dan uang dari Gus Bara.

Gus Bara kini memang bakal calon wakil bupati Mojokerto berpasangan dengan bakal calon bupati Ikfina Fatmawati. Disingkat Ikbar.

Namun terlepas sebagai calon wakil bupati, Gus Bara memang punya titisan jiwa dermawan dari Kiai Asep Saifuddin Chalim. “Ya, (nurun) dari Pak Yai. Kalau nggak, ya gak mungkin,” kata Nyai Hj Alif Fadlilah, ibunda Gus Bara.

Kiai Asep Saifuddin Chalim, ayah Gus Bara, adalah kiai miliarder yang dermawan. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu tiap hari mengeluarkan sedekah puluhan juta kadang sampai ratusan juta. Bahkan Kiai Asep tak segan-segan mengeluarkan uang pribadinya hingga miliran rupiah jika untuk perjuangan Islam dan umat.

Menurut Kiai Asep, putra-putrinya rupanya memang mewarisi jiwan kedermawanannya. “Lia, anak saya yang (kuliah) di Al-Azhar Mesir ya gitu,” tutur Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.COM.

Bahkan, timpal Nyai Alif Fadlilah, setiap ada orang datang langsung diberi uang oleh Lia. “Diberi uang seratus ribuan. Saya tanya, kenapa diberi uang. Katanya kasihan,” kata Nyai Fadlilah sembari tertawa. Buah jatuh, memang tak jauh dari pohonnya.

Karena itu, banyak yang berharap Gus Bara memimpin Mojokerto. Apalagi ia punya darah biru NU. Kiai Asep Saifuddin Chalim adalah putra pendiri NU KH Abdul Chalim. Kiai Asep selain Ketua Umum Pergunu Pusat juga mantan ketua PCNU Kota Surabaya.  

“Selama ini belum ada kader muda yang benar-benar siap untuk menata Kabupaten Mojokerto. Gus Bara, dengan usia sangat muda, istilah sekarang milenial, berani running, berarti luar biasa,” kata Sobirin, tim yang selalu mengawal Gus Bara. Sobirin yang kader NU yakin keadilan sosial di Mojokerto bakal terbukti dengan tampilnya Gus Bara. 

Apalagi Gus Bara berasal dari keluarga ulama besar dan kaya raya sehingga untuk urusan ekonomi sudah selesai. Gus Bara kini menjabat Ketua Yayasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang membawahi semua unit pendidikan dan usaha di bawah Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto. Selain berbagai lembaga pendidikan unggulan, yayasan yang dipimpin Gus Bara ini memiliki usaha Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), pabrik tahu, pabrik roti, kantin, kemasan air mineral, dan lainnya. (MA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO