Tafsir Al-Isra 88: Hanya Al-Qur’an yang Berani Menantang

Tafsir Al-Isra 88: Hanya Al-Qur’an yang Berani Menantang Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

88. Qul la-ini ijtama’ati al-insu waaljinnu ‘alaa an ya’tuu bimitsli haadzaa alqur-aani laa ya’tuuna bimitslihi walaw kaana ba’dhuhum liba’dhin zhahiiraan.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata

Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.”

TAFSIR AKTUAL

Betapa ayat-ayat sebelumnya berbicara soal al-Qur'an yang hakikatnya memang firman Allah SWT beneran. Kebenarannya adalah kebenaran Tuhan, dan kesempurnaannya adalah kesempurnaan Tuhan. Tiada cacat sedikit pun di dalamnya, seperti tiada cacat sedikit pun pada Pemfirmannya. Kekuasaan-Nya mutlak dan tiada titah yang mampu menandingi. Begitu juga Kalam-Nya, tiada makhluq yang bisa menandingi.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman

Ayat kaji ini adalah ayat tantangan terbuka kepada dunia, jika masih meragukan keotentikan al-Qur'an sebagai Kalam-Nya. Silakan kawanan jin dan manusia bersekutu untuk membuat al-qur'an tandingan, dipastikan pasti tidak bisa. "laa ya’tuuna bimitslih". Karena tidak level ilmu semua makhluk dibanding ilmu Tuhan.

Pada ayat kaji ini tantangan membuat al-qur'an "utuh" tidak terespons sama sekali, lalu Tuhan menurunkan kadarnya. Silakan membuat al-qur'an tandingan, cukup sepuluh surat saja, "..fa'tu bi 'asyr suwar mitslih muftarayat.." (Hud:13). Dan tantangan tidak terespons.

Lalu Tuhan menurunkan kadarnya lagi hingga titik terendah. Ya sudahlah, jika kalian tetap tidak bisa dan masih ragu, "silakan membuat al-qur'an tandingan satu surat saja".(al-Baqarah:23). Dan hingga kini tidak ada satu pun baik dari kalangan Jin maupun manusia yang mampu menggubah firman sekelas al-qur'an.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman

Pada tiga ayat tantangan di atas semuanya terdapat kata "mitsl", (sepadanan, setingkat, sekualitas). ".. bi mitsl hadza al-qur'an" (al-Isra': 88), "..bi 'asyr suwar mitslih.." (Hud:13) dan "..bi surah min mitslih.." (al-Baqarah:23).

Fungsi kata "mitsl" tersebut untuk persyaratan kualitas, bahwa al-qur'an tandingan yang dibuat bukan sekadar sejadi-jadinya dengan redaksi arab belaka. Setidaknya ada dua hal: Pertama, karya itu asli, bukan plagiasi, dan kedua, punya bobot sekelas al-qur'an ditinjau dari berbagai sisi, seperti sisi sastra, langgam, isi kandungan, linguistik, filologis, filosufis, futuristik, dan lain-lain.

Semacam Musailimah al-Kazzab juga pernah membuat al-qur'an tandingan dengan menggubah surah al-Fil, menjiplak gaya surah al-Qari'ah. Tapi gugur secara alami, bukan oleh al-qur'an, tapi dihabisi oleh sesama sastrawan ahli dan pujangga ulung masa itu. Gubahan Musailimah dinilai ngawur, asal bunyi dan tak ada apa-apanya.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani

Sampai saat ini, al-qur'an masih terus terbuka dan menantang, tapi tetap saja tidak ada yang merespons. Hanya al-qur'an yang berani menantang demikian. Ya, karena al-qur'an benar-benar firman Allah SWT. Setahu saya, tidak ada kitab "suci" agama lain yang berani terbuka dan siap diblejeti seperti al-Qur'an.

Dari ini, sah-sah saja andai seseorang bertanya: "kenapa kitab suci lain tidak ada yang berani terbuka seperti al-Qur'an? Benarkah itu sebagai firman Tuhan beneran?", Dan seterusnya.

Jadi, sesungguhnya setiap orang yang mau menggunakan kejernihan hati dan kejujuran berpikir sudah pasti menerima agama Islam sebagai satu-satunya agama yang benar.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Dua Nabi, Bapak dan Anak

Perkara ada ilmuwan yang tidak muslim mengetahui Islam setelah mempelajari al-qur'an, itu lebih karena subyektivitas yang ada pada dirinya terlalu kuat, sehingga semua cahaya Tuhan tertutup. Dalam bahasa agama disebut hidayah dan hidayah itu mutlak pemberian Tuhan.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO