SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kota delta terus bersiap menjalankan adaptasi kebiasaan baru atau new normal. Untuk tahapan awal, sejumlah desa diminta membentuk kampung tangguh semeru. Tujuannya menekan penyebaran Corona, serta mencukupi kebutuhan seluruh warga di desa.
Awalnya, sebanyak 70 kampung tangguh semeru berdiri. Lokasinya tersebar di kecamatan yang berstatus zona merah. Kini, jumlahnya terus bertambah. Total di Sidoarjo berdiri 183 kampung tangguh semeru.
BACA JUGA:
- 73 Desa di Sidoarjo Terima Penghargaan Desa Mandiri Dari Mendes PDTT
- Unipa Surabaya Dampingi Warga Desa di Sidoarjo Manfaatkan Teknologi Penjernih Air
- 7 Desa di Tulangan Siap Gelar Pilkades Serentak, Kapolresta Sidoarjo Imbau Masyarakat Tak Anarkis
- Tingkatkan Budaya Membaca, Pokdarwis Desa Tebel Sidoarjo Bangun Perpustakaan di Pinggir Sungai
Salah satunya di RW 2, Desa Buduran. Kampung tangguh semeru itu didirikan sejumlah warga perumahan Gading Fajar. Setiap hari, warga memasak makanan untuk mencukupi kebutuhan pangan.
Wakil Ketua RW 2 Desa Buduran, Tri Agustiono menjelaskan kampung tangguh semeru itu berdiri sejak satu pekan lalu. Kala itu dia mendengar keluhan warga yang kehilangan pekerjaan. "Ada 25 karyawan perusahaan yang dirumahkan," jelasnya.
Perusahaan terpaksa merumahkan karyawan. Pasalnya, kondisi keuangan pabrik tengah diliputi krisis. Alhasil, pekerja yang menjadi korban.
Menurut Tri, karyawan mengandalkan gaji dari perusahaan untuk kehidupan sehari-hari. Nah, ketika dirumahkan, mereka tidak mendapatkan pemasukan. "Untuk makan saja sulit," ujarnya.
Keluhan itu ditampung. Lantas dia mengajak sejumlah warga menggelar pertemuan. Hasilnya, tercetus ide. Mendirikan kampung tangguh semeru. "Kami buat dapur umum," paparnya.
Untuk mencukupi kebutuhan dapur umum, warga patungan. Tri berkeliling. Mencari sumbangan. Uang yang terkumpul setiap hari dibelikan lauk pauk dan sayuran. Proses pembuatan makanan dikerjakan ibu-ibu PKK.