Muat Nabi Muhammad Lagi, Charlie Hebdo Terbit untuk Menghina

Muat Nabi Muhammad Lagi, Charlie Hebdo Terbit untuk Menghina Kartunis Charlie Hebdo. Frederic SOULOY/Gamma-Rapho via Getty Images/tempo.co.id

BangsaOnline- Tabloid mingguanCharlie Hebdo bakal tetap terbit. Isinya masih satiris. Bahkan, menurut pengacaranya, Richard Malka, kepada radio France Info, Senin, 12 Januari 2015,Charlie terbit untuk mengenang para awaknya yang tewas pada Rabu, 7 Januari 2015, dalam delapan halaman khusus dan dicetak satu juta eksemplar.


Termasuk memuat lagi karikatur SAW. “Kami tak akan menyerah. Semangat ‘Saya adalah Charlie’ artinya hak untuk menghina,” ujar Richard.

Seperti dikutip dariReuters, dia menambahkan, edisi Charlie Hebdo yang terbit pada Rabu, 14 Januari 2015, nanti itu untuk halaman depan akan dirilis pada Senin petang waktu Paris, 12 Januari 2015, atau Selasa, 13 Januari 2015.

Aksi serangan terhadapCharlie Hebdo dilakukan Kouachi bersaudara, keduanya warga Prancis kelahiran Aljazair. Alasannya, tabloid mingguan itu memuat kartun-kartun yang menghina SAW.

Adapun Prancis mengerahkan 10.000 tentara dan 5.000 polisi tambahan pada Selasa, 13 Januari 2015, untuk melindungi lokasi-lokasi vital. Para pejabat menyebutkan di antara lokasi yang dijaga adalah sejumlah sinagog dan sekolah-sekolah Yahudi, setelah serangan mematikan yang membunuh 17 orang oleh kelompok militan Islam di Paris pekan lalu.

Baca Juga: Pro-Kontra Tesis Kiai Imaduddin Soal Nasab Ba'Alawi

Berpidato sehari setelah demonstrasi terbesar di Prancis dalam rangka penghormatan untuk para korban, Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan negerinya masih berpotensi diserang oleh teroris. Para tentara akan menjaga sarana transportasi publik, lokasi-lokasi turis, dan gedung-gedung penting, termasuk meningkatkan patroli jalanan.

Ahmad Merabet, polisi yang ditembak mati dalam seranganCharlie Hebdo, tewas dalam aksi biadab yang dilakukan oleh dua teroris. Hal itu dikatakan saudara Ahmad, Malik Merabet. Dalam pertemuan dengan keluarga korban serangan pada Sabtu lalu, Malik menegaskan bahwa kedua pelaku penyerangan itu bukan muslim sejati. Dalam kesempatan itu pula ia mengimbau masyarakat untuk menjaga persatuan dan toleransi.

Ahmad Merabet ditembak oleh anggota kelompok militan, Cherif Kouachi dan Said Kouachi, yang menyerang kantor Charlie Hebdo setelah surat kabar asal Prancis tersebut menerbitkan kartun . Malik Merabet mengatakan tindakan teroris ini tidak merepresentasikan ajaran agama Islam. (Baca:Majalah Anti-ISIS ini Ditembaki Saat Rapat Redaksi)

MenurutDaily Mail, Ahad, 11 Januari 2015, Malik mengatakan kematian Ahmad adiknya sia-sia jika masih banyak orang yang beranggapan bahwa Islam itu ekstrem. Islam adalah agama yang damai dan penuh kasih.

"Jangan menandai orang dengan kuas sewarna, jangan membakar masjid-masjid atau sinagoga. Realitasnya, jika kalian menyerang orang-orang tidak akan menghidupkan lagi keluarga kami yang meninggal dan tidak akan memberi kelegaan kepada keluarga," kata Malik.

Ahmad Merabet tewas ditembak saat tengah berpatroli di jalan depan kantorCharlie Hebdo. Ketika itu, dua penyerang sedang melarikan diri. Ia ditembak oleh kedua teroris itu meski sudah mengangkat tangan.

"Ahmad sedang berjalan ketika berhadapan langsung dengan teroris. Ia mencoba menarik senjata. Itu memang sudah tugasnya sebagai polisi," kata kolega Ahmad, Rocco Contento. Ia menggambarkan Ahmad sebagai polisi yang selalu tersenyum dan disukai banyak orang. Rocco mengatakan Ahmad merupakan orang yang mencintai pekerjaanya.

Detik-detik penembakan Ahmad tertangkap dalam rekaman video. Ia ditembak oleh salah satu penyerang di bagian perut bawah lalu jatuh ke trotoar sambil mengerang kesakitan. Kemudian ia kembali ditembak di kepala dari jarak dekat. Gambar-gambar dari video itu tersebar luas di dunia maya, dan salah satunya dipublikasikan di halaman muka satu surat kabar nasional Perancis.

Malik marah kepada media cetak danonline yang memuat konten grafis yang memperlihatkan penembakan saudaranya. Pemuatan rekaman itu, kata Malik, sangat menyakitkan keluarga. "Berani-beraninya kalian mengambil video ini dan menyiarkannya? Aku mendengar suaranya, aku mengenalinya, aku melihat dia dibunuh dan aku terus mendengar dia setiap hari," kata Malik.

Ia menyatakan bangga atas saudaranya yang telah mengabdi kepada kepolisian Prancis dan berguna di mata masyarakat Paris. Menurut dia, Ahmad telah mempertahankan nilai-nilai Republik, yakni kebebasan, persamaan, dan persaudaraan (liberty, equality, and fraternity). Malik juga menyatakan senang lantaran Kouachi bersaudara telah diringkus.

Tak Tembak Perempuan

Baca Juga: Catatan Nasab Domain Private, Bukan Konsumsi Publik

Drama penyerangan kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, yang menewaskan 12 orang pada Rabu siang, 7 Januari 2015, lalu berlangsung cepat, tak sampai 5 menit. Tiba di lobi kantor itu, dua orang berpakaian gelap yang menenteng senapan Kalashnikov dan peluncur granat langsung menembak satu orang.

Korban pertama itu adalah Frédéric Boisseau, seorang penjaga keamanan di gedung. Menurut seorang saksi mata yang dikutip di media Prancis, para penyerang menembak Boisseau dan melepaskan tembakan yang lain sehingga orang-orang berlarian ke atas. Teroris pun naik ke lantai dua, tempat para kartunis dan wartawan rapat.

"Di mana Charb? Di mana Charb?" kata teroris itu. Charb yang dimaksud adalah Stephane Charbonnier, pemimpin redaksi majalah satire itu. Mereka lalu melepaskan tembakan di ruang redaksi. Charbonnier ditembak hingga meninggal. Di ruangan itu, total sebanyak 10 orang tewas, termasuk Charbonnier dan 3 orang kartunis.

Sigolene Vinson, seorang wartawan lepas, merupakan salah seorang saksi hidup drama mengerikan itu. Perempuan yang lumayan cantik ini bersembunyi di lorong di balik partisi, tapi salah satu dari teroris melihat dan meraih lengannya, lalu menodongkan pistol di kepalanya.

Kepada media, Vinson mengatakan bahwa ia tidak akan dibunuh karena ia seorang wanita. "Jangan takut, tenang, saya tidak akan membunuhmu,” katanya menirukan teroris tersebut seperti dikutip oleh The New York Times.

Teroris itu berbicara dengan tegas dan tatapan tenang, "Kamu seorang wanita. Tapi saya pikir apa yang Anda lakukan tidak benar. Ia kemudian berpaling ke rekannya yang masih berupaya menembak, dan berkata, “Kami tidak menembak perempuan! Kami tidak menembak perempuan!"


Hanya, Vinson belakangan membantah bahwa teroris itu meminta agar dia masuk Islam. Sebelumnya, Radio France Internationale sempat mengungkapkan bahwa teroris itu mengatakan kepada Vinson: “Anda harus masuk Islam, membaca Al-Quran dan memakai jilbab."

Penyerangan brutal itu langsung mendapatkan reaksi masyarakata Prancis, bahkan dunia. Ribuan orang berkumpul di alun-alun Place de la Republique di pusat kota Paris, Rabu malam, menggelar aksi siaga dan banyak yang membawa plakat bertuliskan “Je suis Charlie” atau “Saya Charlie”. Mereka menumpuk pulpen yang mencerminkan kebebasan berekspresi dan membawa lilin untuk mengenang para korban.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Mintakan Ampun Dosa dan Nyekar Makam Orang Tua Non-Muslim?

Sumber: tempo.co.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pandemi, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Ajak Anggotanya Peduli Sesama':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO