UTM Berencana Tetap Lanjutkan Perkuliahan Daring Meski Pandemi Covid-19 Usai

UTM Berencana Tetap Lanjutkan Perkuliahan Daring Meski Pandemi Covid-19 Usai Dr. Ir. Abdul Azis Jakfar, M.T., Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Universitas Trunojoyo Madura.

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berencana tetap akan melanjutkan proses belajar mengajar secara daring meski nantinya situasi sudah kembali normal dari Covid-19.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan UTM, Dr. Ir. Abdul Azis Jakfar, M.T., kepada BANGSAONLINE.com, Senin (6/7/2020).

Baca Juga: Viral di Medsos, Mahasiswi di Bangkalan Dianiaya Pacarnya

Dia mengaku, hal ini perlu dilakukan karena inovasi dari Universitas Trunojoyo Madura adalah menuju Learning Management System (LMS), sehingga adanya internet menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari sistem pembelajaran.

"Pandemi Covid-19 ini juga memberikan hikmah, sungguh luar biasa. Di mana sebelumnya hal yang tidak mungkin, namun sekarang dapat dipercepat dengan menggunakan teknologi," ujarnya.

Menurutnya, wacana UTM melanjutkan pembelajaran secara daring agar perkuliahan lebih efektif. Bahkan ia yakin UTM akan menjadi pionir dalam perkuliahan daring.

Baca Juga: IFO UTM Siapkan Kurikulum OBE agar Lulusan Relevan dengan Dunia Kerja

"Ini lebih efektif. Karena ketika kita berbicara teori, maka dosen dan mahasiswa tidak perlu bolak-balik bertemu. Karena sudah ada di web yang disediakan. Bahkan, mahasiswa juga bisa belajar dari referensi lainnya, sehingga nantinya fungsi dosen sebagai fasilitator," jelasnya.

Dikatakannya, proses perkuliahan daring ini hanya dilakukan pada mata kuliah yang output-nya pengetahuan atau teori untuk mengetahui dan memahami. Namun, untuk mata kuliah keterampilan, mahasiswa harus melakukan perkuliahan, karena ketika mahasiswa di laboratorium harus bertemu dengan media, bahan, dan alat praktek.

"Kalau pembelajaran keahlian modelnya blanded, bisa campuran teorinya pakai daring. Sementara keahliannya dilatih melalui studi kasus di kampus, mahasiswa dalam bentuk kelompok sedangkan dosen sebagai fasilitator," ujarnya.

Baca Juga: Di UTM, Baznas Jatim Optimalkan Pengumpulan dan Distribusi ZIS

Menurut Abdul Aziz, kini peran dosen sudah berbeda. Apabila sebelumnya lebih banyak instruksional, tatap muka dua arah, tetapi saat ini sudah multiarah.

Adapun untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya akan menyediakan gedung center yang dilengkapi aplikasi pembelajaran dalam setiap mata kuliah.

"Hal ini memang tidak mudah, namun kita perlu ke arah ke sana. Sehingga untuk menuju LMS ini, basis teknologinya harus didukung juga, seperti adanya gedung center," cetusnya.

Baca Juga: Rencana Buka Prodi Pendidikan Seni, Dekan FIP UTM Berharap Kesenian Madura dapat Berkembang

Di sisi lain, dia menyampaikan bahwa sepanjang vaksin Covid-19 belum ditemukan, pihaknya akan melakukan perkuliahan sesuai dengan protokol kesehatan.

"Maksudnya, jika sudah ditemukan vaksin Covid-19 ini. Model pembelajaran kita nanti sudah tidak menggunakan sistem konvensional lagi. Kami akan melakukan dengan model baru ini, sehingga nantinya kita akan mempersiapkan beberapa infrastruktur pelengkap seperti infrastruktur pendidikan, laboratorium, dan lainnya sudah berbeda dari sebelumnya. Dengan harapan, sistem pembelajaran ini menjadi lebih mudah dan efisien," pungkasnya. (ida/uzi/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO