Ganggu Kesehatan, ​Warga Tanjung Kedamean Keluhkan Debu Proyek Jalan Akses Tol KLBM

Ganggu Kesehatan, ​Warga Tanjung Kedamean Keluhkan Debu Proyek Jalan Akses Tol KLBM Tampak debu dari proyek peningkatan jalan beterbangan di akses tol KLBM Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Gresik. foto ist/ bangsaonline.com

GRESIK,BANGSAONLINE.com - Warga Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik mengeluhkan proyek peningkatan jalan untuk akses tol KLBM (Krian, Legundi, Bunder, Manyar) di Desa Belahanrejo-Kedamean.

Warga mengeluhkan debu dari proyek tersebut yang dinilai bisa menggangu kesehatan warga. "Kami sangat kecewa dengan pelaksana proyek. Janjinya tak ada tebu. Tapi, faktanya debunya terus mengganggu masyarakat," ujar Uman, salah satu warga Tanjung Kecamatan Kedamean kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (5/9).

Baca Juga: Jaga Ketersediaan Air, JITUT di Desa Pandu Gresik Direvitalisasi

Menurutnya, warga sekitar proyek tol KLBM rentan terkena penyakit saluran pernapasan seperti batuk. Selain itu, rumah warga juga jadi kotor. 

Menurut Uman, pihak proyek sebelumnya telah membuat kesepakatan dengan warga Tanjung lewat surat pernyataan bermaterai pada 3 September 2020. Pihak proyek dari CV. Surya Pranida selaku pihak I diwakili oleh Rifath Khusnul Ridho. Sementara pihak Desa Tanjung diwakili langsung oleh Kepala Desa Tanjung Dwikora Suharianto.

Di antara isi pernyataan itu, kata Uman, melakukan penyiraman sehingga debu tidak beterbangan. Selain itu, pihak pelaksana proyek juga berjanji membenahi fasilitas umum yang rusak dampak proyek, dan pembenahan akses pribadi (warga).

Baca Juga: Pembangunan TPST Ditolak Warga Sidomukti, Dewan Panggil Kepala DLH Gresik

"Penyataan itu tak dijalankan dengan benar oleh pihak kontraktor. Faktanya, debu kami rasakan terus," ungkap mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Gresik ini.

Menurut Uman, timbulnya debu lantaran lemahnya pengawasan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Pemkab Gresik. "PU ojok oleh meneng ae bro (PU jangan boleh diam saja)," cetus Uman.

Atas kondisi ini, lanjut Uman, warga meminta penyiraman dilakukan lebih sering, terutama pukul 12.00 WIB siang sampai pukul 18.00 WIB. "Kalau bisa setiap 1 jam sekali disiram. Sebab warga sekitar jalan sangat dirugikan, baik kesehatan maupun pekerjaan. Terutama para pengusaha yang berlokasi di sekitar jalan tersebut," ungkapnya.

Baca Juga: Kerusakan Jalan Banjarsari-Kedanyang Akhirnya Diperbaiki

Ia juga menyesalkan Pemkab Gresik yang meninggikan jalan tanpa ada sosialisasi terhadap warga. "Pemerintah seenaknya meninggikan jalan tanpa sosialisasi. Padahal jalan tersebut tidak pernah banjir karena memang jalan sudah tinggi. Daerah sekitar juga tak pernah banjir sekali pun. Mestinya cukup dibuatkan drainase, tidak meninggikan jalan yang tak wajar. Ini pemborosan anggaran dan sangat merugikan masyarakat. Kami nilai pemerintah tidak peka dengan masyarakat dan kurang memahami lapangan," pungkasnya.

Sementara CV. Surya Pranida belum menjawab saat dikonfirmas BANGSAONLINE.com terkait hal ini. (hud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO