Tafsir Al-Kahfi 30-31: Desainer Inggris Menyoal Warna Hijau Dalam al-Qur'an

Tafsir Al-Kahfi 30-31: Desainer Inggris Menyoal Warna Hijau Dalam al-Qur Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*

30. inna alladziina aamanuu wa’amiluu alshshaalihaati innaa laa nudhii’u ajra man ahsana ‘amalaan

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata

Sungguh, mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu.

31. ulaa-ika lahum jannaatu ‘adnin tajrii min tahtihimu al-anhaaru yuhallawna fiihaa min asaawira min dzahabin wayalbasuuna tsiyaaban khudhran min sundusin wa-istabraqin muttaki-iina fiihaa ‘alaa al-araa-iki ni’ma altstsawaabu wahasunat murtafaqaan

Mereka itulah yang memperoleh Surga ‘Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; (dalam surga itu) mereka diberi hiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. (Itulah) sebaik-baik pahala dan tempat istirahat yang indah.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman

TAFSIR AKTUAL

Dia seorang desainer terkenal berkebangsaan Inggris, ahli colour combining yang handal. Sesuai selera orang-orang Eropa, mereka menyukai warna soft yang ringan dan elegan, tidak suka warna mencolok, apalagi norak. Maka warna hijau bukan selera mereka.

Ketika membaca terjemahan al-qur'an yang menyebutkan warna favorit pakaian penghuni surga, hijau, seperti pada ayat kaji ini dan di ayat lain, al-Insan:21, spontan dia nyeletuk iseng: "Apa sih kelebihan warna hijau, hingga al-qur'an menyebut-nyebut sebagai warna favorit pakaian penghuni surga?".

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman

Semula iseng, tapi keterusan hingga viral dan kalimat itu dipahami sebagai salah satu bentuk gugatan terhadap al-qur'an. Waktu berjalan tanpa reaksi dan pertanyaan itu masih tersimpan di telinga publik. Akhirnya, Tuhan turun tangan dan memberi jawaban dengan cara-Nya sendiri.

Pertama, para dokter bedah di Amerika Serikat mengadakan seminar dengan mengundang para ahli dari berbagai disiplin yang dianggap penting. Bahasannya seputar upaya meningkatkan layanan operasi agar lebih sukses dengan risiko sekecil-kecilnya, nol persen.

Panjang lebar paparan yang ada, hingga seorang psikolog menyarankan agar kamar bedah didesain sedemikian rupa hingga menciptakan suasana setenang mungkin. Dengan kesejukan jiwa itu, pengerjaan operasi bedah lebih santai, fokus, dan tepat. Diusulkan pakaian dokter yang semula putih diganti dengan warna hijau, karena lebih dingin dipandang dan lebih sejuk di hati. Usul diterima dan berlaku hingga sekarang.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani

Kedua, di pedesaan Inggris ada jalan tikungan yang membahayakan dan kecelakaan sering terjadi di sana. Departemen perhubungan berupaya mengurangi angka kecelakaan tersebut, lalu mengadakan seminar. Usul seorang psikiater agar di lingkungan itu dihijaukan sehijau mungkin dan sesejuk mungkin. Baik berupa pepohonan, bunga, maupun sarana sekitar. Hasilnya, angka kecelakaan turun drastis. Desainer itu diam, kabarnya, dia memeluk islam. Allah a'lam.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO