Kisah Pasien Sembuh Covid-19: Kini Selalu Pakai Masker Walau di Dalam Rumah

Kisah Pasien Sembuh Covid-19: Kini Selalu Pakai Masker Walau di Dalam Rumah Ilustrasi. (iStock)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah mewajibkan kita sebagai masyarakat menerapkan , yakni 3M, memakai , menjaga jarak, dan mencuci tangan. Namun kadang tanpa kita sadari, penularan tidak hanya terjadi di luar rumah. Tetapi di dalam rumah pun harus kita waspadai.

Bisa jadi kita tetap lakukan di luar rumah, tapi saat di dalam rumah kita lalai. Seperti cerita salah satu pasien sembuh yang tertular bukan di luar rumah, tetapi di dalam rumah. Salah satu staf Pemkot Surabaya, Tito Adam adalah orang yang pernah terkena covid akibat tak pakai di dalam rumah.

Baca Juga: Bisa Buat Sendiri di Rumah, Berikut 10 Masker Alami agar Tetap Glowing

Ia menceritakan awal mulai dirinya diketahui positif . "Awalnya, sepupu istri kecelakaan. Ketika dibawa ke RS swasta di Surabaya Utara, tulang tangannya retak. Ketika di-rapid hasil reaktif, itu kejadian pada hari sabtu. Ia melakukan rapid antibody, ketika reaktif, saya woles/santai aaja," katanya, Rabu (11/11).

Ia berpikir jika rapid test antibody tingkat kebenarannya adalah 25 persen. Di RS tersebut tidak ditangani terkait penyakitnya tersebut. Karena hampir 4 sampai 5 jam tidak diapa-apakan, akhirnya pindah ke RS Suwandi dan saat itu juga di-swab.

"Dan keesokan harusnya hasilnya keluar dan positif. Karena hasilnya positif, semuanya di-swab. kebetulan, mertua yang juga tinggal bersama saya ikut bantu mondar-mandir sepupu saya tersebut. Akhirnya saya beserta istri dan anak juga melakukan swab," ujarnya.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota

Tito berpikir, tidak mungkin hasilnya positif karena dia memenuhi selama ini. Namun, ia tidak menyadari bahwa saat di rumah lalai tak pakai dan menjaga jarak. Ternyata benar, hasil swab test keluar dan Tito dinyatakan positif.

Mungkin juga karena punya riwayat Asma, Tito akhirnya masuk ke RSHU selama seminggu. Dan akhirnya menyusul istrinya juga positif saat di-swab. Bersyukur anaknya yang berusia 2 tahun negatif saat di-swab. Pikirannya tidak karuan, karena waktu itu di Surabaya angka positif meningkat.

"Saya positif pada awal Agustus lalu, saat itu juga pas ada revisi baru dari Permenkes. Swab negatif langsung disuruh pulang dan swab positif langsung masuk. Saya menjalani seminggu di RSHU, meski hari kedua sempat sesak napas dan mau pingsan, tapi keadaan segera membaik," ungkapnya.

Baca Juga: Masa Transisi Menuju Endemi, Gubernur Khofifah: Masyarakat Boleh Tak Kenakan Masker Asal Sehat

Setelah seminggu di RSHU, Tito melakukan swab lagi dan hasilnya negatif. Akhirnya ia melakukan isolasi mandiri selama dua minggu di rumah orang tuanya. Karena rumah kosong dan ternyata ibunya juga positif , namun beda penularan.

Ditanya terkait motivasinya untuk sembuh, ternyata karena anaknya. Bersyukur anaknya negatif. Tito membayangkan jika anaknya juga positif, dia tak tahu bagaimana nasib anaknya tersebut. Dari situlah semangatnya untuk sembuh makin besar.

Dan akhirnya sampai sekarang sudah sembuh. Dari kejadian tersebut, ia mengambil kesimpulan jika tidak hanya dilakukan di luar rumah, tetapi di dalam rumah pun harus dilakukan. Sekarang seluruh keluarganya sudah sembuh dan swab terakhir negatif. Meski ibunya sempat dirawat sebulan di RS Unair.

Baca Juga: Kemenkes Sebut Isu Hoaks Pengaruhi Capaian Imunisasi Nasional Masih Rendah

Sejak musibah tersebut, kini di rumah pun ia memakai .

"Bahkan, saat tidur juga memakai . Kalau di rumah sama keluarga juga tetap jaga jarak. Jadi kita di rumah juga tetap melakukan . Juga saat bepergian ke mall atau ke mana gitu, hanya mencari yang dibutuhkan. Kalau sudah, ya segera pulang supaya jauh dari kerumunan," kata alumni AWS tersebut.

Ia juga berbagi tips. Menurutnya, itu penting. "Jadi, ngapain aja pakai , kecuali makan dan minum. Dari penggunaan bisa mencegak kita tertular atau menularkan. Sedia hand sanitizer di tas dan kacamata pelindung. Nanti kalau sudah ketemu tempat cuci tangan, segera mencuci. Kalau di tempat luar, kerumunan, pegang sesuatu bukan barang kita, harus cuci tangan," pungkasnya. (diy/rev)

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Gubernur Khofifah: Segera Vaksinasi Booster dan Tetap Prokes saat Berlibur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO