Ini Siasat Pelaku UMKM di Lamongan Bertahan Saat Pandemi

Ini Siasat Pelaku UMKM di Lamongan Bertahan Saat Pandemi Sri Wahyuni, pengusaha makanan olahan saat menunjukkan hasil produksi. (foto: ist)

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sempat terpukul akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan UMKM.

Sri Wahyuni, pengusaha makanan olahan di Kabupaten Lamongan mengakui, pandemi Covid-19 sangat berpengaruh dalam penjualan. Bahkan bahan baku juga sering mengalami kenaikan harga.

Baca Juga: Pererat Silaturrahim dan Kolaborasi, TDA Jatim 1 Gelar Family Fun Camp Bersama Keluarga

"Tahun lalu memang sangat berat dan lesu. Tapi kita sekarang harus tetap survive (bertahan hidup) dan bangkit, dengan mengincar pasar lebih potensial," tutur Yuni yang tinggal di Kecamatan Kedungpring.

Sebelum pandemi Covid-19, kata Yuni, dirinya meraup omzet besar dari pasar menengah ke atas. Produknya cukup mengalir di pasar dan toko-toko modern di luar daerah.

Namun ketika pandemi, pasar tersebut turun drastis. Apalagi, terdapat pembatasan aktivitas masyarakat. Karena situasi tersebut, Yuni terus mencari terobosan untuk membangkitkan usahanya.

Baca Juga: Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja

Dia mengubah target marketing ke pasar menengah dan bawah. Hasilnya, pasar tersebut ternyata bergairah saat ini. "Jadi keripik kemasan kecil dan roti sisir Rp 2 ribuan per bungkus justru banyak permintaan," ujarnya, Jumat (29/1/2021).

Dalam sehari, dia mampu menghabiskan 6 kuintal ubi-ubian dan pisang sebagai keripik. Bahkan, Yuni sampai kerepotan dalam memenuhi permintaan yang cukup tinggi.

"Karena kan itu harganya dijangkau masyarakat. Biasanya yang mengambil ke sini pedagang yang dijual lagi," katanya.

Baca Juga: Lamongan Exportiva, Peluang Tingkatkan Ekspor Bagi Pelaku Industri

Di saat seperti ini, Yuni mengaku tidak kesulitan bahan baku untuk mendukung produksinya. Dirinya mampu mempekerjakan sebelas pegawai untuk memenuhi banyak permintaan.

"Sebenarnya kalau karyawan lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, karena pasar menengah ke atas kan masih belum normal," pungkas wanita berjilbab tersebut. (qom/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO