SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Dahlan Iskan yakin Vaksin Nusantara jauh lebih hebat dari vaksin-vaksin impor lain yang masuk ke Indonesia. Bahkan, wartawan kawakan itu rela jadi relawan uji coba Vaksin Nusantara bersama istrinya.
Mantan menteri BUMN itu yakin dalam balap vaksin sekarang, Vaksin Nusantara akan membawa Indonesia naik derajat dan unggul di dunia internasional. Bisa menyalip negara-negara lain di tikungan dunia internasional. Seperti pembalap Michael Schumacher dan Valentino Rossi.
BACA JUGA:
- Dimeriahkan Puluhan Doorprize, Jalan Sehat HUT ke-10 BO dan Bazaar UMKM Diserbu Ribuan Warga
- Ribuan Peserta Hadiri Jalan Sehat HUT ke-10 BANGSAONLINE
- Gondol Ikan Lele Seberat 2,1 Kg, Warga Jetis Juara Lomba Mancing HUT ke-10 BO dan HUT Kemerdekaan RI
- Jalan Sehat Satu Dekade BANGSAONLINE: Progress Pra-Acara, Lomba Mancing dan Respon Eri Cahyadi
Namun di tengah kontroversi itu ternyata dr Terawan – sang prakarsa Vaksin Nusantara – didubeskan. Ia diangkat jadi Dubes Spanyol.
Loh, lalu bagaima nasib Vaksin Nusantara? Benarkah ini tak lepas dari politik dan persaingan bisnis para pemodal raksasa?
Nah, BANGSAONLINE.com yang pembacanya makin meluas secara nasional dan internasional, pagi ini, Minggu, 21 Mei 2021, menurunkan tulisan Dahlan Iskan yang tiap hari dimuat Disway dan HARIAN BANGSA. Selamat menikmati:
ADA nama Prof dr Hans Keirstead PhD di balik Vaksin Nusantara ini.
Nama itu diakui sebagai ilmuwan bidang pengobatan yang hebat, tapi kontroversinya juga keras.
Prof Hans adalah ilmuwan yang terus menyuarakan perlunya metode stem cell diakui sebagai salah satu cara pengobatan masa depan.
Tapi para dokter masih menganggap stem cell belum bisa diterima sebagai sistem pengobatan. Pun sampai hari ini –ketika orang seperti saya pun sudah lebih 10 kali menjalaninya.
Tahun 2016, Prof Hans tidak sabar lagi. Ia mendirikan perusahaan sendiri: AIVITA Biomedical Inc. Di California, Amerika Serikat. Ia sendiri yang jadi CEO-nya.
Lewat perusahaan itu Prof Hans terus melakukan riset bidang pengobatan yang terkait dengan cell. Ditemukanlah pengobatan dendritic cell untuk kanker otak.
Ketika pandemi Covid-19 memerlukan jalan keluar yang cepat, Prof Hans membelokkan dulu penemuannya itu untuk mengatasi pandemi Covid-19. Ia pun sampai pada kesimpulan: bisa.
AIVITA Biomedical itulah yang kemudian dibawa oleh dokter-Jenderal Terawan ke Indonesia. Untuk dijadikan Vaksin Nusantara.
Prof Hans menilai lewat Indonesia penemuannya itu akan cepat terealisasikan. Di Amerika untuk mewujudkan temuan di bidang medis mahalnya luar biasa. Itu hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan raksasa.
Maka, ilmuwan seperti Prof Hans tidak punya banyak pilihan: menyerah ke modal besar atau terkubur sebelum lahir.
Menyerah ke modal besar pun belum tentu merupakan jalan keluar yang baik. Bisa jadi penemuan itu harus antre. Untuk dilewatkan kajian-kajian perusahaan lagi. Baik kajian ilmiah maupun kajian bisnis.