SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur melakukan sinergi dengan Kadin Nusa Tenggara Timur (NTT) guna meningkatkan kinerja perdagangan dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Penandatanganan kerja sama telah dilakukan oleh Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto dengan Ketua Umum Kadin NTT Abraham Paul Liyanto yang disaksikan oleh Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi beberapa waktu yang lalu.
BACA JUGA:
- Mampir ke Pusat Oleh-Oleh Bu Rudy, Khofifah Kagum dan Ajak Masyarkat Beli Produk UMKM Jatim
- Pj. Gubernur Jatim Bahas Peluang Kerja Sama dan Ajakan World Trade Conference dari Dubes Peru
- Pj Gubernur Adhy Optimis Kerja Sama Bank Jatim dan Banten Saling Menguntungkan
- Pj Gubernur Jatim Apresiasi FGD Kebijakan Kenaikan CHT
Adik mengungkapkan, sinergi tersebut sangat penting, terlebih saat ini Kadin Jatim memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan program Export Center Surabaya yang ditarget mampu membukukan ekspor sebesar US$64 juta.
"Kita kan memiliki pilot project Export Center Surabaya dengan target transaksi sebesar US$64 juta yang memiliki wilayah kerja hingga NTT. Nah, dalam rangka itu kami melakukan kerja sama. Karena potensi komoditas perkebunan dan garam di sana besar," ujar Adik di Surabaya, Selasa (30/3/2021).
Menurut Adik, beberapa komoditas perkebunan yang memiliki potensi sangat besar di NTT adalah cokelat, kopi, kelor, dan rumput laut. Komoditas cokelat misalnya, produksinya di NTT mencapai 18 ton hingga 20 ton per tahun. Sementara produksi kopi di sana mencapai sekitar 22 ton hingga 25 ton per tahun, kebanyakan kopi jenis arabika. Untuk potensi rumputnya, tercatat mencapai sekitar 2,4 juta ton per tahun. Biasanya digunakan untuk suplai dalam negeri dan luar negeri.
"Selain itu juga ada garam dengan kualitas industri. Selama ini kan industri kita masih saja mengimpor garam dengan lawan kualitas garam di dalam negeri jelek. Nah, garam di NTT ini kualitasnya sesuai dengan yang dibutuhkan industri itu karena memiliki kadar natrium klorida (NaCl) di atas 97 persen. Ini bisa jadi substitusi bahan baku impor," tandasnya.