Dukung PTM, Kiai Asep Persilakan Kadindik Jatim, Wahid Wahyudi, Lihat Praktik di Amanatul Ummah

Dukung PTM, Kiai Asep Persilakan Kadindik Jatim, Wahid Wahyudi, Lihat Praktik di Amanatul Ummah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat menjadi imam salat malam di kediaman Neng Imah, salah seorang putrinya, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya tadi malam (Kamis/9/9/2021). Foto: mma/ BANGSAONLINE.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang diberlakukan pemerintah mendapat support dari Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pengasuh Pondok Pesantren Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.

Menurut , pembelajaran daring yang selama ini dipraktikkan pemerintah banyak kendala sehingga tak efektif. Namun ia memaklumi karena faktor pandemik Covid-19 sehingga tak ada pilihan lain.

Baca Juga: Di Hadapan Warga Dawarblandong, Paslon Mubarok Siapkan Program Bedah Rumah Tak Layak Huni

“Tinggalkan daring. Pembelajaran harus tatap muka. Banyak sekali kendala penyelenggaraan pembelajaran daring,” tegas kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (10/9/2021).

Pernyataan itu disampaikan mengulang penegasannya pada acara salat malam dan istighatsah bersama para kiai secara terbatas di Pondok Pesantren Jalan Siwalankerto Utara Surabaya yang juga digelar secara virtual tadi malam (Kamis, 9/9/2021).

Namun mengingatkan tak boleh ceroboh. Artinya, harus mempraktikkan protokol kesehatan secara ketat.

Baca Juga: Kampanye Perdana, Gus Barra-dr Rizal Langsung Menggebrak Enam Titik Lokasi di Jatirejo

“Jangan ceroboh, harus jaga protokol kesehatan yang ketat. Di pesantren saya, tiap pagi para santri harus berkumur air yang dicampur garam krosok dan juga menyesapkan lewat hidung. Ini sesuai dengan temuan ilmiah drh Indro Cahyono, alumnus UGM. Kemudian tiap pagi semua santri saya beri kurma satu butir untuk dikunyah sampai lembut dan bercampur air liur. Karena ada Hadits, kurma yang dikunyah sampai lembut dan bercampur air liur akan membunuh kuman dan virus, termasuk virus corona. Jadi semua ini ada alasan rasional dan argumentatif,” tegasnya lagi.

Bagaimana kalau ada santri yang terindikasi positif? 

“Kalau ada tanda-tanda (santri) kena Covid-19, maka saya beri madu, air zam-zam, dan habbatussyauda’. Karena dalam Hadits disebutkan bahwa madu dan air zam-zam itu adalah obat semua penyakit. Begitu juga Habbatussauda’,” kata yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

mempersilakan Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Jawa Timur Dr Ir untuk menyaksikan langsung praktik penyelenggaraan di .

“Pak Wahid itu teman saya. Monggo bisa nginap, lihat bagaimana saya memberikan kurma kepada para santri tiap pagi,” kata . Atau pihak lain yang ingin tahu bagaimana praktik menjaga agar ribuan santrinya terhindar dari Covid-19.

Menurut , boleh jadi orang beranggapan bahwa protokol kesehatan di bisa dipraktikkan karena santri berada dalam komplek yang steril, tak berhubungan dengan pihak luar.

Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi

“Saya juga punya 2.000 siswa yang pulang pergi. Masing-masing 1.000 siswa. Yang 1.000 di Mojokerto dan yang 1.000 di Surabaya,” kata sembari mengatakan bahwa 2.000 siswa itu juga tak terjangkit Covid-19.

juga menyinggung soal vaksinasi di pesantren yang diasuhnya. 

“Saya sudah menyelenggarakan vaksinasi 5 kali,” tegas kiai miliarder tapi dermawan itu. Empat kali bekerja sama dengan Kodim dan satu kali bekerja sama dengan Partai Nasdem Mojokerto.

Baca Juga: Hadiri Muslimat NU Bersholawat Bersama Habib Syech, Khofifah: Jamaah yang Konsisten Mendoakan Bangsa

“Karena vaksinnya dari mereka,” kata . Ia memperbolehkan para santrinya divaksin, asal pakai vaksin Sinovac, bukan AstraZeneca dan Johnson & Johnson. “Karena AstraZeneca dan Johnson & Johnson mengandung babi dan bayi manusia,” kata .

Yang menarik, vaksinasi yang digelar itu banyak diminati masyarakat karena mendapat bingkisan. 

“Saya kasih beras 5 kg, uang transport, kacang ijo, dan makan rawon,” kata yang disambut tawa para kiai jamaah salat malam.

Baca Juga: Khofifah - Emil Jadi Paslon Nomor 2 Pilkada Jatim, Sarat Makna Optimisme Keberlanjutan

Vaksinasi yang digelar bersama Partai Nadem memang boleh diikuti masyarakat luar. Tapi vaksinasi yang bekerja sama dengan Kodim hanya khusus santri, guru, dan keluarga .

Menurut , dari 12.000 santri , kini tinggal 2.000 santri yang belum divaksin. mengaku sengaja menyisakan 2.000 santri karena mereka ingin menjaga rasa nasionalisme dan patriotisme.

“Mereka ada yang bilang mau divaksin kalau vaksinnya produk bangsa Indonesia. Yaitu vaksin merah putih dan vaksin nusantara,” katanya.

Baca Juga: Gus Fahmi Bantah Ada Pertarungan Politik Kiai dalam Pilkada Mojokerto 2024

juga menceritakan sikap para wali santri. Menurut dia, ada sebagian wali santri yang menolak anaknya divaksin. Bahkan kalau divaksin anaknya akan dibawa pulang. Namun ada juga yang bersikap sebaliknya. Karena itu mengakodasi sikap mereka.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, salat malam dan istighatsah serta doa bersama itu digelar tiap Kamis malam selama PPKM di kediaman Neng Imah, salah seorang putritnya, di lingkungan Pondok Pesantren Jalan Siwalankerto Utara Surabaya.

Acara salat malam itu diikuti Ketua Baznas dan DMI Jatim, Drs KH Muhammad Roziqi, Kepala Dewan Pengelola Masjid Al-Akbar Surabaya, Plt Kakanwil Kemenag Jatim Nurul Huda, Habib Abu Bakar As-Segaf, KH Abdurohim Zulkarnaen dan para kiai lain. (mma)

Baca Juga: Gus Fahmi, Putra Kiai Chusaini Ilyas: Abah Saya Jangan Ditabrakkan dengan Kiai Asep

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO