KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Desa (Pemdes) Ngasem bersama Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Kediri (PDKK) setempat menggelar pelatihan bagi para penyandang disabilitas untuk membuat anyaman dari bambu. Bambu dipilih, karena bahan bakunya masih mudah didapatkan dan harganya murah.
Ada 20 orang penyandang disabilitas, termasuk tunarungu yang ikut pelatihan untuk membuat kerajinan dari anyaman bambu pada kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Ngasem, itu. Ketua PDKK Cabang Ngasem, Mulyono, mengatakan bahwa pelatihan ini yang memfasilitasi adalah pemerintah desa setempat.
BACA JUGA:
- Gandeng HWDI, Pemkot Kediri Gelar Pelatihan Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas
- Peringati HUT ke-12, PDKK Bertekad Wujudkan Disabilitas Mandiri dan Berdaya
- Bawaslu Kota Kediri Sosialisasikan Pengawasan Partisipatif ke Penyandang Disabilitas
- Ratusan Warga Desa Sukorejo Kediri Berebut Tumpeng pada Acara Bersih Desa
"Yang ikut pelatihan kali ini adalah saudara kita yang tidak terlalu parah. Paling tidak yang masih bisa menggerakkan tangan untuk membuat anyaman," ujarnya, Selasa (2/11).
Ia menuturkan, peserta dalam giat tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan. Mereka diajari cara membuat tempat tisu dan minum berbahan dasar bambu. PDKK Cabang Ngasem, kata Mulyono, baru berdiri pada bulan Juli tahun ini dan terdapat 28 anggota, belum termasuk ODGJ.
"Kami ingin menunjukkan bahwa kami para penyandang disabilitas bisa berkarya dan bisa mandiri," tuturnya.
Adapun narasumber pelatihan adalah Sutikno, yang juga merupakan penyandang disabilitas dari Desa Jarak, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
"Beliau ini juga penyandang disabilitas, tapi sudah mahir membuat kerajinan dari anyaman bambu. Kami ingin ilmu dari Pak Tikno bisa ditularkan kepada kawan-kawan disabilitas, khususnya yang ada di Desa Ngasem," kata Mulyono.