Surya Paloh Menggantikan Surya Paloh | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Surya Paloh Menggantikan Surya Paloh

Editor: tim
Rabu, 06 November 2019 05:21 WIB

Nico Ainul Yakin

Oleh: Nico Ainul Yakin

KONGRES ke-2 yang dirangkai dengan peringatan HUT ke-8 Partai akan digelar di Jakarta pada 8-11 November 2019. Perhelatan akbar Partai ini merupakan forum permusyawaratan tertinggi yang berfungsi sebagai representasi dari pemegang kedaulatan partai, di mana salah satu kewenangannya adalah mengusulkan bakal calon pimpinan ke Majelis Tinggi dan ditetapkan oleh Majelis Tinggi. (ART Partai Bab XII pasal 46 ayat 3 huruf e).

Bakal Calon Pimpinan dalam konteks adalah orang yang akan dicalonkan untuk menduduki suatu jabatan pimpinan di Partai . Adapun sebutan pimpinan yang dipakai oleh Partai adalah “Ketua Umum”, sebuah istilah yang digunakan untuk jabatan tertinggi dalam struktur Partai di tingkat pusat. Istilah Ketua Umum adalah pemimpin tertinggi Partai yang prosesnya dipilih dan ditetapkan dalam forum kongres yang diikuti oleh perwakilan struktur partai, mulai tingkat pusat, wilayah (provinsi-DPW) dan daerah (kabupaten/kota-DPD) di seluruh Indonesia.

Pertanyaannya adalah siapa calon Ketua Umum yang paling layak dipilih untuk menggantikan ? Jawabannya adalah . Jawaban ini terkesan kelakar, tetapi cukup realistis untuk kebutuhan Partai ke depan.

Kenapa Harus Lagi?

Ada beberapa reasoning yang dapat dijadikan alasan untuk menjawab pertanyaan di atas. Dalam pandangan subyektif penulis, Surya paloh adalah sosok pemimpin partai yang mampu menyelamatkan Partai dari “Lubang Jarum” politik elektoral yang ketika itu mensyaratkan kontestan Pemilu 2014 harus memperoleh dukungan minimal 4 persen suara. Partai yang memperoleh suara di bawah 4 persen dengan sendirinya teranulir.

Pada Pemilu 2014, Partai berhasil melewati ambang batas parlemen dengan raihan 8.402.812 atau 6,72 persen suara (36 kursi). Sedangkan pada Pileg 2019 perolehan suara mengalami kenaikan signifikan menjadi 12.661.792 atau 9,05 persen suara. Perolehan ini berhasil mendongkrak posisi Partai yang semula berada di urutan 7 menjadi urutan 5. Sementara dari sisi perolehan kursi, Partai berada di rangking 4 setelah PDIP, Golkar, dan Gerindra dengan perolehan sebanyak 59 kursi - satu digit di atas perolehan kursi PKB.

Di Pilpres 2014 silam, Partai juga berhasil mengantarkan Ir. H. Joko widodo dan HM. Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019. Kemudian, pada Pilpres 2019, Partai kembali berhasil mengantarkan Ir. H. Joko Widodo yang berpasangan dengan Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024.

Lalu, pada Pilkada serentak tahun 2015, 2017 dan 2018, Partai berhasil menempatkan calon-calon yang diusungnya menjadi Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota yang tersebar di seluruh Indonesia. Capaian tertingginya terjadi pada 2018. Partai tercatat meraih 11 kemenangan setara dengan 64,71 persen dari 17 provinsi di seluruh Indonesia, mengalahkan partai Gerindra, PKB, PKS bahkan partai penguasa PDIP.

Kemenangan Partai di Pilkada 2018 menurut pengamat politik dari Indonesian Public Institute Jerry Massie karena faktor ketokohan dan media pendukungnya yang membantu para calon kepala daerahnya.

Selain itu, adalah sosok teladan pemimpin partai yang telah meletakkan dasar-dasar politik etik yang dimanivestasikan dalam bentuk gerakan politik tanpa mahar dan tanpa syarat untuk seluruh proses kontestasi Pileg, Pilpres dan Pilkada. Kini, politik tanpa mahar dan tanpa syarat produk itu banyak diadopsi oleh sejumlah partai politik dalam proses demokrasi, meskipun kita tahu masih terjadi politik transaksional yang dilakukan secara diam-diam.

Berita paling mutakhir, publik “digegerkan” oleh sejumlah manuver politik . Pada 22 Juli 2019, tiga Ketua Umum partai koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf bertemu dengan di kantor DPP Partai . Hadir dalam pertemuan tersebut, Airlangga Hartarto (Golkar), Suharso Monoarfa (PPP), dan Muhaimin Iskandar (PKB). Dua hari setelahnya, Ketua Umum Partai bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (24/7/2019). Belakangan, bersilaturrahim dengan Presiden PKS, Sohibul Iman di kantor DPP PKS. Safari politik ini agaknya akan terus dilanjutkan ke Partai Demokrat, PAN, dan lain-lain di hari-hari mendatang.

Terlepas dari segala macam penilaian kontroversial yang menyertai safari politiknya, yang pasti langkah-langkah politik cukup mencuri perhatian dan dinilai mengejutkan banyak kalangan. Resonansinya melahirkan beragam asumsi dengan hipotesa dengan subyektifitasnya masing-masing. Pada titik ini, telah berhasil menjadi episentrum bagi tokoh-tokoh politik tanah air untuk merestorasi dan membangun Indonesia lebih baik.

Atas dasar pertimbangan di atas, tidak alasan apapun untuk menggeser dari jabatan puncaknya di Partai , kecuali sendiri. Hanya yang bisa menggantikan posisi agar mata rantai kemenangan Partai kembali terwujud di Pemilu 2024 dengan predikat (bukan lagi) Tiga Besar, tetapi JUARA.

Nico Ainul Yakin: Wakil Ketua DPW Jatim Bidang OKK dan Ketua DPD Sidoarjo

 

 Tag:   NasDem Surya Paloh

Berita Terkait

Bangsaonline Video