Puji Menag Yaqut, Pendeta Ekstrem Minta Coret 300 Ayat Al Quran

Puji Menag Yaqut, Pendeta Ekstrem Minta Coret 300 Ayat Al Quran Pendeta Syaifuddin Ibrahim. Foto: tangkapan layar di media sosial

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Pendeta esktrem yang mengaku bernama Syaifuddin Ibrahim memuji Yaqut Cholil Qaumas sebagai menteri yang sangat toleran dan damai terhadap minoritas. Pendeta yang tampak sangat fundamentalis itu mendukung penuh kebijakan Menag Yaqut soal adzan. Bahkan ia mendukung Menag Yaqut menggunakan kekuasaanya secara otoriter. Yaitu pakai kekuatan tentara dan Banser.

“Bapak adalah pemerintah. Menteri Jokowi. Bapak memiliki banyak hal. Bapak memiliki tentara. Pakailah tentara itu. Bahkan bapak punya Banser NU seluruh Indonesia yang bisa digerakkan bapak sebagai panglima Banser. Soal adzan itu urusan menteri agama, kenapa rakyat marah. Jangan takut dengan kadrun, Islam sontoloyo itu Pak,” kata itu dalam rekaman video yang kini viral di media sosial.

Pendeta ini memang tampak otoriter dan antidemokrasi. Ia mendesak Menag Yaqut yang ia puji sebagai menteri damai itu agar tidak hanya mengatur adzan tapi juga merombak kurikulum pondok pesantren. 

Karena, menurut pendeta Kristen itu, kurikulum pondok pesantren telah melahirkan kaum radikal dan teroris. Karena itu, menurut dia, ganti semua guru-gurunya.

Tak hanaya itu. Ia secara lancang minta agar Menag Yaqut menghapus 300 ayat al-Quran yang menurut dia memicu kekerasan dan radikalisme. Cuma ia tak menyebut satu pun contoh ayat yang dipersoalkan.

“Bahkan kalau perlu Pak, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal, dan membenci orang lain karena beda agama, itu diskip, direvisi, atau dihapus dari al-Quran Indonesia,” katanya.

Ia lalu membandingkan dengan pemerintah China yang ia sebut telah menghapus ayat-ayat al-Quran yang kasar sehingga menurut dia, di China tak ada umat Islam yang jadi teroris.

Pendeta yang cara bicaranya seperti orang tak normal itu mengaku pernah menjadi guru di Pondok Pesantren Az-Zaitun Indramayu. Menurut dia, pondok pesantren Az-Zaiatun tempat teroris. "Tapi teroris berdasi," katanya.

Ia mengatakan bahwa teroris itu tak datang dari sekolah Kristen. “Tak mungkin,” tegas itu. 

Banyak tanggapan di internet. Termasuk dari netizen yang beragama Kristen. Intinya semua jijik dengan pernyataan itu. 

"Saya beragama Kristen. Tapi saya nek nek dengan pendeta ini," tulis seseorang yang mengaku beragama Kristen.(tim)

.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO