BLITAR (BANGSAONLINE) - Ratusan anak-anak tingkat SD dan SLTP se-Kota Blitar berlomba dalam permainan tradisional Gobak Sodor di halaman belakang istana Gebang Kota Blitar, Rabu (8/4) kemarin.
Anak-anak dari sekolah negeri dan swasta ini nampak ceria mengikuti permainan yang mulai tergilas permainan modern.
BACA JUGA:
- Pesan Wali Kota Blitar Jelang Laga Perdana Arema FC di Stadion Soepriadi
- Jadi Markas Arema FC, Stadion Soepriadi Dinyatakan Layak Gelar Pertandingan Liga 1
- Diizinkan Bermarkas di Stadion Supriyadi, Tim Arema FC Boyongan ke Kota Blitar
- Stadion Soepriadi Resmi Jadi Kandang Arema FC, PSSI: Apapun yang Terjadi Tanggung Jawab Panitia
Agenda dolanan anak Gobak Sodor ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Blitar yang ke-109. Dimasukannya dolanan anak tradisional dalam acara hari jadi, berawal dari keprihatinan Pemkot Blitar mengenai semakin tidak populernya permainan tradisional di kalangan anak-anak. Padahal permainan tradisional mestinya tidak boleh dilupakan meskipun saat ini bermunculan berbagai permainan modern.
"Anak-anak zaman sekarang sudah mulai lupa dengan berbagai permainan tradisional. Mereka lebih tertarik dengan permainan yang menggunakan tekhnologi modern. Padahal sebagian permainan modern justru memberi dampak negatif terhadap perkembangan anak," ujar Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar) Kota Blitar, Tri Iman Prasetyo.
Dijelaskanya, lomba Gobak Sodor ini diikuti 79 kelompok. Terdiri atas tingkat SD sebanyak 63 kelompok, serta tingkat SMP sebanyak 16. Masing-masing kelompok mewakili setiap sekolah, baik negeri maupun swasta.
Agenda ini dilaksanakan selama 5 hari, mulai tanggal 9-16 Apil 2015. Untuk hari pertama diikuti oleh kelompok SMP.
Menurut Tri Iman, Pemkot Blitar berkewajiban untuk melestarikan permainan-permainan tradisional yang merupakan warisan budaya. "Semangat awal dari dilaksanakanya agenda ini adalah untuk nguri-nguri budaya jawa. Supaya anak-anak kita tidak lupa dengan tradisi jawa," ujarnya.
Klik Berita Selanjutnya