Buat Andi Arief, Beda Kelas! AHY Ingin Jadi Cawapres Anies, Khofifah Justru 'Dilamar' Tapi Tak Mau

Buat Andi Arief, Beda Kelas! AHY Ingin Jadi Cawapres Anies, Khofifah Justru Kolase foto antara AHY dan Khofifah.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pimpinan Partai Demokrat melakukan manuver politik blunder dan sangat fatal. Gara-gara ngebet ingin ketua umumnya, Agus Harimurti Ydhoyono (), bisa diterima sebagai calon wakil presiden (Cawapres) Cawapres Anies Baswedan, Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief, terkesan merendahkan Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa. Ia menganggap bahwa potensi jauh di bawah , baik sebagai calon wakil presiden maupun calon presiden (Capres).

juga potensial, tetapi bahwa berdasarkan survei dia jadi tidak potensial. Lihat survei Capwares dan Capres kan sangat jauh di bawah . (Survei) yang berpasangan juga, Anies- dan Anies . Lebih besar Anies-, kira-kira itu data kwantitatfnya,” kata Andi Arief kepada wartawan, Kamis (9/3/20223).

Andi Arief bahkan menganggap telah terjadi kesalahan berpikir dalam ketokohan seorang gubernur dalam konteks pemilu. Menurut dia, pilpres adalah skala nasional, bukan berbasis wilayah dan geografi.

Selain itu, kata Andi Arief, seorang gubernur bukan representasi dukungah wilayahnya. Ia menyebut Ganjar Pranowo yang hanya didukung 20 hingga 30 persen di Jawa Tengah.

Begitu juga Ridwan Kamil yang hanya didukung 10 persen di Jawa Barat.

“Itu kesalahan berpikir yang kedua,” kata Andi Arief. Tapi ia tak menyebut hasil survey berapa persen mendapat dukungan di Jawa Timur.

Bukan hanya itu. Andi Arief juga mengatakan bahwa juga Nahdlatul Ulama (NU) jika dibanding dengan Khfofifah. , kata Andi, juga berpeluang besar untuk dipilih kaum perempuan.

“Kalau seorang NU, juga NU. juga NU. Pemilih perempuan, juga banyak, Demokrat dan banyak dipilih oleh kaum perempuan,” kata Andi Arief sembari mengingatkan bahwa masih ada jejak SBY di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, bahkan Indonesia Timur dan Sumatra.

Bahkan secara tegas Andi Arief menyatakan bahwa pasangan Anies- lebih menjanjikan ketimbang Anies-. Ia menuding kesalahan berpikir bagi orang yang menganggap sebaliknya.

Pernyataan Andi Arief ini menarik . "Tapi sekaligus lucu dan konyol," kata seorang aktivis NU di Jawa Timur yang enggan disebut namanya.

Kenapa? "Kalau lebih berpotensi ketimbang , kenapa justru yang di-“kejar-kejar” oleh para petinggi tim Anies Baswedan agar bersedia mendampingi Anies," katanya.

Ia mengutip pernyataan Jusuf Kalla yang terang-terangan sangat berharap Khfofifah bersedia jadi cawapres mendampingi Anies. Mantan Wapres dua periode itu menyampaikan empat alasan, kenapa ingin jadi Cawapres Anies. Antara lain punya pengalaman sebagai menteri, anggota DPR RI, dan gubernur, yang jelas-jelas tak dimiliki oleh .

Selain itu punya integritas dan populer sebagai pekerja keras yang cakap dan cepat. Itu fakta yang tak bisa dibantah, baik sebagai anggota DPR RI maupun menteri. Ingat, baik Gus Dur maupun Jokowi memuji kapasitas dan kecakapan kerja .

" mana," katanya

Yang juga lucu dan konyol, tegas dia, Andi Arief menyebut NU dan NU. Anda harus paham. Untuk meraih suara warga NU tak cukup mendeklarasikan diri: saya warga NU. Apalagi klaim orang NU itu hanya disampaikan menjelang pemilu. Butuh waktu panjang dan tract record yang tinggi.

Merurut dia, adalah ketua umum Muslimat NU empat periode yang dikenal punya pendukung fanatik di lingkungan NU. Terutama ibu-ibu Muslimat NU. Jangankan poltisi di luar pagar NU seperti , tokoh NU di jajaran struktural NU pun sulit menandingi ketokohan dan pengaruh di NU.

Ia menyebut Soekarwo – gubernur Jawa Timur dua periode – terang-terangan sambat (mengeluh) melawan saat pilgub Jawa Timur. “Satu-satunya yang sulit saya tembus adalah Muslimat NU,” kata Pak De Karwo, mantan ketua DPD Demokrat Jawa Timur, yang kini anggota Wantimpres.

Ia berharap Andi Arief banyak baca berita politik lagi. "Faktanya, bukan hanya para petinggi tim Anies Baswedan yang “merayu” agar menjadi Cawapresnya, tapi juga para petinggi tim calon presiden lain. Bahkan semua Capres berebut . Antara lain Prabowo Subianto. Bahkan Prabowo sempat menemui langsung," katanya.

Tapi, tutur dia, lagi-lagi hanya tersenyum. Tampaknya berpikir “Asas Manfaat” bahwa jabatan gubernur – apalagi Jawa Timur - jauh lebih bermanfaat ketimbang wakil presiden yang hanya berfungsi sebagai pengunting pita untuk peresmian gedung.

“Mana yang lebih anfa’ (lebih bermafaat). Saya terserah kiai saja,” kata Gubernur di depan para kiai saat istighatsah di kediaman Ning Imah, salah seorang putri Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, di kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Surabaya.

Jadi, menurut dia, Khfofifah tidak dalam posisi berebut atau berharap jadi wakil presiden, apalagi untuk Anies Baswedan. Karena itu para elit Partai Demokrat – terutama Andi Arief - tak perlu sensi dan baper sampai merendahkan .

Yang juga perlu diingat, kata dia,, di belakang ada jutaan warga NU seluruh Indonesia – disamping warga JawaTimur - yang dikenal luas sebagai pendukung fanatik ketua umum Pimpinan Pusat Muslimat NU yang belakangan nama dan pengaruhnya disejajarkan dengan tokoh-tokoh internasional atau dunia itu. Maka jika diusik dan direndahkan bisa dipastikan warga NU atau Muslimat NU tak akan memilih Partai Demokrat.

Menurut dia, Andi Arief seharusnya sadar bahwa Partai Demorkat butuh pemilih, karena itu harus bersikap simpatik, bukan malah merendahkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, semata karena bernafsu agar bisa jadi Cawapres Anies Baswedan. Diakui atau tidak, ketokohan dan pengaruh tak bisa dibandingkan dengan .

"SBY tampaknya perlu mendidik atau mengajari para elit Partai Demokrat tentang public relations, sopan santun atau fatsoen politik, terutama Andi Arief," katanya. (Tim)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO