Keberhasilan program ini sejalan dengan komitmen Uniwara dalam memberdayakan masyarakat melalui pendekatan berbasis riset dan inovasi.
Melibatkan para peneliti bidang bahasa, budaya, dan kewirausahaan, membawa dampak positif yang tidak hanya terasa dalam peningkatan ekonomi masyarakat, tetapi juga dalam pelestarian budaya lokal dan lingkungan.
Melalui kegiatan rekonstruksi lanskap bahasa dan pemanfaatan eco-folklor, Desa Rembang semakin mengukuhkan diri sebagai destinasi wisata edukasi berkelanjutan.
Inisiatif ini juga memberikan inspirasi bagi desa-desa lain untuk menjalankan program serupa, menjadikan Uniwara sebagai agen perubahan yang mendorong kemajuan berkelanjutan di tingkat lokal.
Penting untuk mencatat bahwa keterlibatan Uniwara bukanlah sekadar proyek singkat, melainkan sebuah komitmen jangka panjang untuk membantu masyarakat Desa Rembang mencapai kemandirian ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan kolaborasi yang kuat antara peneliti, mahasiswa, dan masyarakat lokal, program ini menjadi contoh teladan bagi universitas dan lembaga pendidikan tinggi lainnya dalam memberikan dampak positif di masyarakat.
Desa Rembang, yang dulu dihadapkan dengan tantangan, kini menjadi percontohan transformasi positif yang memancarkan sinar harapan bagi masa depan yang lebih cerah.
Kegiatan ini didukung pendanaannya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui skema hibah program pengabdian kepada masyarakat tahun 2023 melalui sistem informasi Bima (basis informasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat). (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News