JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Komisi B DPRD Kabupaten Jombang kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) di gudang bulog Desa Tunggorono dan Desa Dapurkejambon, Kecamatan Kota, Kamis (10/8/2017). Sebelumnya, Selasa (8/8/2017) anggota legislatif juga sudah melakukan sidak ke gudang bulog yang ada di Desa Sembung, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.
Dalam sidak kali ini, anggota dewan melihat secara langsung beras yang disimpan di dalam gudang bulog. Sejumlah angota legislatif sempat menyampaikan adanya beras yang sudah hancur di dalam karung. Tak hanya itu, di luar karung beras terdapat kutu. Bahkan, keluhan adanya beras yang berubah warna agak kekuning-kuningan juga ditemukan dalam gudang tersebut.
BACA JUGA:
- Pedagang Lega, Stok dan Harga Beras Jelang Nataru di Mojokerto Terkendali
- Menggumpal dan Busuk, Warga di Jombang Keluhkan Kualitas Beras Bulog
- Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Natal dan Tahun Baru, Bulog Siap Operasi Pasar 5 Ton per Hari
- Bulog Mulai Gelar OP Jelang Idul Adha, Kasatreskrim: Menimbun akan Ditindak!
“Ini, hancur berasnya. Lihat saja kecil-kecil. Itu iya, ada kutunya, tapi udah mati,” ujar Novita Eki Wardani, salah satu anggota DPRD Jombang saat di gudang bulog Desa Tunggorono.
Dalam pantauan Bangsaonline.com, setelah dari gudang bulog Tunggorono, rombongan anggota DPRD langsung bergeser ke gudang bulog di Desa Dapur Kejambon. Dalam sidak di lokasi kedua ini, anggota dewan pun mengecek langsung kondisi beras. Bahkan beras dicium untuk mengetahui baunya. “Baunya memang sudah berubah, tidak segar seperti baru dari petani,” kata Rohmad Abidin, Ketua Komisi B DPRD Jombang.
Ia menjelaskan, selain untuk mengecek kondisi beras di gudang bulog, sidak ini bertujuan untuk mengetahui daya serap gabah dari petani. “Ternyata, hingga sekarang masih 36 ton serapan gabah dari petani. Kalau satu tahun kemarin (2016, red) mencapai 70 ton,” bebernya.
Klik Berita Selanjutnya