Pendar Cahaya Sumamburat

Pendar Cahaya Sumamburat Suparto Wijoyo

Dengan ratusan penghargaan berskala nasional dan mondial yang diraih Pemprov, sesungguhnya: East Java, Inspiring Indonesia. Terhadap hal ini ungkapan puitis Dorothea Rosa Herliany sangatlah menggugah:

....

The firmament will ever brighten up. So we’ll know

Where we’ra heading up. Hoping on fertility to step into green

Cover up and the wind can be soft blowing up.

Cakrawala tak samar-samar lagi. Kita tahu akan

berjalan ke mana. Menyibak kesuburan memasuki

dataran hijau dan angin tentram

Bagi cagub, tiba saatnya merumuskan “wangsit” (visi-misi) menjemput “pulung” (mandat rakyat) membangun Jatim. Simaklah dengan cermat bagaimana Pakde Karwo menghadirkan Jatim yang “ngopeni” rakyatnya. Pakde Karwo dinilai mampu memaknai amanat demokrasi dua periode secara bertanggung jawab. Berbagai terobosan penetapan kebijakan yang berpihak kepada khalayak ramai terus dikonstruksi. Otoritas pemerintahnya disorong melalui tiga strategi utama berupa penguatan SDM, pembangunan infrastruktur, dan administrative reform.

Di bidang pendidikan, Pemprov mengubah komposisi sekolah umum (SMA) dari 60% menjadi 30% dan sekolah kejuruan (SMK) dari 40% menjadi 70%. Suatu komposisi yang diharapkan mencetak tenaga trampil siap bekerja dan dapat terserap oleh pasar. Sejak tahun 2014 lalu telah didirikan SMK Mini sebanyak 296 (negeri) dan 1700 swasta dengan pertumbuhan siswa mencapai 296.247. Seabrek lulusannya (24.300) menjadi tenaga kerja berstandar internasional. Mereka “laris-manis” di Jerman. Negara ini siap menampung alumni SMK mengingat jurusan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan profesi di Jerman.

Pembangunan infrastruktur disebar memperlancar akses ekonomi, diantaranya jalan arteri, tol, bandara, dan pelabuhan. Jatim berupaya pula melakukan shifting pembiayaan pembangunan yang bersumber APBD dari grand ke banking system (loan agreement) yang dilakukan secara gradual. Reorientasi birokrasi digeber dari sekadar menjalankan fungsi pemerintahan menjadi fasilitator business to business antardaerah. Regulasi yang dibuat wajib membuka ruang partisipasi masyarakat. Jajaran birokrasi direformasi agar peka terhadap “suara yang sayup-sayup”, sehingga mereka dapat terdengar serta kelihatan keberadaannya.

Dalam konteks ini mengikuti Thomas L. Friedman, Pakde Karwo dituntut “menemukan kaum yang tak terjamah”. Semangat Jatim yang dipancangkan adalah turut aktif ambil bagian di panggung dunia sebagai regional champion. Dicatat Pakde Karwo (2016) bahwa dalam lingkup ASEAN, PDRB Jatim teridentifikasi setara dengan 2/3 perekonomian Vietnam atau hampir 2,5 kali lebih besar dibanding gabungan Laos, Kamboja, Timor Leste dan Papua Nugini.

Pembaca pasti memiliki pandangan yang “sangat berwarna” atas suguhan menu Sumamburat dengan citarasanya yang sesuai kekhasan kokinya. Kolom Sumamburat mengajak menjelajah tidak saja secara linier tetapi acapkali berselancar penuh gelombang yang memahatkan pesan tambah “ganas”, makin “barokah” dan terus “menyalla” . Filosofi harmoni yang selayaknya dikonstruksi oleh para calon (bukan calo) adalah “hidup bersanding meski bersaing”.

Meminjam kata-kata Albert Camus, Pemenang Penghargaan Nobel Sastra tahun 1957:

Don’t walk in front of me

I may not follow

Don’t walk behind me

I may not lead

Walk beside me

Our just be my friend

Saya menghaturkan pangerten dengan pengertian yang berimbang bahwa pergaulan memang menyodorkan kenyataan, dalam persandingan ada persaingan, dan sebaliknya pada persaingan juga ada persandingan. Maka berkompetisi sesama warga Jatim menjadi “order” tidak terelakkan guna mendapatkan mutu hidup yang lebih baik. Hidup yang berpendar, hayat yang mencahayai. Sumamburat.

*Penulis merupakan Esais, Akademisi Fakultas Hukum, & Koordinator Magister Sains Hukum dan Pembangunan Sekolah Pascasarjana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO