SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketokohan KH. Hasyim Wahid (Gus Im) baru terungkap ke publik setelah cucu pendiri NU Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari itu wafat, Sabtu (1/8/2020) lalu. Maklum, Gus Im dikenal sebagai tokoh di balik layar, bahkan misterius. Sehingga hanya kalangan terbatas dan orang tertentu saja yang tahu sepak terjang Gus Im dalam pentas nasional, termasuk dalam pergerakan anak-anak muda NU.
Padahal banyak sekali peran strategis Gus Im dalam pentas nasional. Di antaranya, Gus Im mampu menarik para debitur bandel ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) saat ia menjadi konsultan ketika Gus Dur jadi presiden. Mereka, antara lain, Tommy Winata, Bambang Trihatmodjo, dan Tommy Soeharto.
BACA JUGA:
- Peringati Hari Jadi Kabupaten Pasuruan, Barikade Gus Dur Gelar Karnaval Akbar
- Mengingat Kembali Deklarasi Ciganjur, Pentingnya Menjaga Konstitusi dan Kedaulatan Rakyat
- Kiai NU Bela Habaib, Air Susu Dibalas Air Tuba
- Ziarah ke Makam Pendiri NU, Khofifah: Gus Dur dan Gus Sholah itu Guru Saya, Beliau Sosok Istimewa
“Mungkin karena saya sudah lama kenal mereka, sejak 1980-an,” kata Gus Im dalam petikan wawancaranya dengan Majalah Tempo, pada tahun 2000.
Yang menarik, di balik kiprah strategisnya itu ternyata Gus Im dikenal sebagai sosok mukasyafah. Apa itu mukasyafah?
Mukasyafah berasal dari kata bahasa Arab kasyafa yang berarti tersingkap. Artinya, bisa mengetahui sesuatu yang tersembunyi, termasuk yang ghaib. Dalam bahasa Jawa, werruh sa’durungi winarah.
Imam Ghazali menyebut mukasyafah sebagai ilmu fauqa thuril aqli, ilmu di atas puncak akal dan pengetahuan. Mukasyafah memang cenderung bermakna supranatural, baik dalam perspektif Rubbiyah (ketuhanan), maupun ghaibiyah (tentang hal-hal ghaib) berdasarkan kemampuan personal yang diraih lewat riyadlah untuk mempertajam mata batin.
Namun, mukasyafah tidak bersifat permanen, tapi tergantung kondisi spiritual. Jika kondisi spiritual prima, ia berpeluang mendapat mukasyafah. Sebaliknya, jika kondisi spiritualnya drop, ia kembali tidak merasakan apa-apa.
Tapi benarkah Gus Im mukasyafah? “Sepertinya begitu,” kata KH Fahmi Amrullah (Gus Fahmi), cucu Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari kepada BANGSAONLINE.COM, Selasa (4/8/2020).
Sebelumnya, Gus Fahmi, Kepala Pondok Putri Tebuireng Jombang itu, memposting isi WA Yenny Wahid, putri Gus Dur di Grup WA para alumni Pesantren Tebuireng.
Dalam WA itu Yenny bercerita tentang keistimewaan Gus Im. Menurut Yenny, Gus Im pernah tinggal lama bersama keluarga Gus Dur di Ciganjur.
“Om Iim memang istimewa. Beliau sempat tinggal lama bersama kami di rumah Ciganjur,” tutur Yenny Wahid.
Suatu hari, tutur Yenny, sepulang sekolah, Gus Im tiba-tiba keluar kamar dengan wajah panik. Gus Im bertanya keberadaan Nyai Hj Sinta Nuriyah Wahid, ibunda Yenny Wahid.
Klik Berita Selanjutnya