Cak Imin Bakal Lengser? Siapa Caketum PKB: Yaqut, Yenny, atau Gus Ipul | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Cak Imin Bakal Lengser? Siapa Caketum PKB: Yaqut, Yenny, atau Gus Ipul

Editor: MMA
Senin, 07 Februari 2022 07:52 WIB

M Mas'ud Adnan. Foto: BANGSAONLINE.com

Oleh: M Mas’ud Adnan --- Kekalahan Prof Dr KH Said Aqil Siroj dalam perebutan ketua umum PBNU di Muktamar ke-34 Lampung benar-benar mengubah peta politik di internal NU. Partai Kebangkitan Bangsa () di bawah kepemimpinan A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang semula mendapat support full dari Kiai Said Aqil Siroj mendadak kehilangan dukungan politik di dalam organisasi terbesar di Indonesia itu.

Bahkan, sejak sebelum Muktamar, KH Yahya Cholil Staquf, yang kemudian terpilih sebagai ketua umum PBNU, telah mengisyaraktan akan menghabisi dominasi di PBNU. Keponakan Gus Mus itu secara tegas mengatakan bahwa PBNU tak boleh jadi alat politik dan juga tak boleh dikooptasi . Yahya Staquf pun memasukkan para politikus PDIP, Golkar, PPP, minus , dalam kepengurusan PBNU yang baru.

Sikap PBNU di bawah kepemimpinan Rais Am Syuriah PBNU KH Miftahul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf memang sangat tak menguntungkan Cak Imin.

Yang menarik, bukan hanya yang terancam tak mendapat dukungan politik PBNU, tapi posisi Cak Imin sendiri juga berada di ujung tanduk. Spekulasi politik yang berkembang di grup-grup WA para kiai, aktivis dan pengurus NU mengisyaratkan bahwa Cak Imin sudah tak mendapat simpati lagi.

Muktamar ke-34 NU di Lampung memang berbeda 180 derajat dengan Muktamar NU ke-33 di Jombang. Pada Muktamar NU Alun-Alun Jombang Cak Imin all out mendukung Kiai Said Aqil Siroj. Cak Imin bersama barisan leluasa dan dengan mudah menyingkirkan KH A. Hasyim Muzadi (calon Rais Aam) dan KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah (calon ketua umum PBNU). Padahal dua tokoh NU itu mendapat dukungan PWNU dan PCNU secara mayoritas.

(Yaqut Cholil Qoumas. foto: ist)

Pada Muktamar NU di Lampung Cak Imin justru tampak ragu dan bimbang untuk menentukan pilihan terhadap Said Aqil. Ini mudah dipahami, karena sejak awal posisi Kiai Said Aqil lemah, diperkirakan kalah.

Celakanya, Cak Imin juga tak bisa melompat begitu saja untuk mendukung Yahya Staquf. Cak Imin selain ewuh pekewuh meninggalkan Said Aqil begitu saja, juga Yahya Staquf telah dikelilingi para para politikus yang secara politik tak seirama dengan Cak Imin.

Mereka adalah Mardani Maming (politikus PDIP, ketua DPD PDIP Kalsel, yang kemudian diangkat sebagai bendahara umum PBNU), Nusron Wahid (politikus Golkar, diangkat Waketum PBNU), Saifullah Yusuf (, Wali Kota Pasuruan, diangkat Sekjen PBNU), Choirul Sholeh Rasyid (politikus PPP, diangkat Wakil Ketua PBNU) dan banyak lagi politikus dan bahkan pejabat tinggi.

Pada akhirnya sikap Cak Imin memang mendua pada Muktamar NU di Lampung. Ia mengintruksikan agar kader mendukung Kiai Said Aqil dan Yahya Staquf. Sikap ambivalen ini justru semakin tidak menguntungkan Cak Imin secara politik.

Betapa tidak. Di kubu Said Aqil Cak Imin dibenci, bahkan dicap pengkhianat. Sementara di kubu Yahya Staquf, Cak Imin juga tak mendapat tempat. Info yang beredar, Kiai said Aqil sangat kecewa. Bahkan merasa dikhianati Cak Imin.

(. foto: Jawa Pos)

Puncak disharmoni Cak Imin dengan PBNU bisa kita saksikan pada pelantikan PBNU. Cak Imin tak hadir. Tak jelas, apakah Cak Imin absen karena tak diundang atau sebaliknya. Yang pasti, ketidakhadiran Cak Imin pada acara pelantikan PBNU itu makin menunjukkan betapa terdapat jurang konflik yang menganga.

Yang menarik, di tengah kondisi berseberangan dengan PBNU itu, Cak Imin justru gencar mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres). menggerakkan kader-kader partai di bawah untuk mendeklarasikan Cak Imin sebagai calon presiden. Termasuk di Jawa Timur. Sayangnya, elektabilitas Cak Imin juga tak beranjak naik. Banyak pengurus mengaku pusing menyaksikan elektabilitas ketua umumnya jalan di tempat.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video