Pimpin Rapat HLM TPID, Wali Kota Kediri Minta Laju Inflasi Terus Dijaga
Editor: Rohman
Wartawan: Muji Harjita
Senin, 25 April 2022 23:03 WIB
KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, pimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) setempat tahun 2022. Agenda tersebut membahas soal kondisi inflasi dan perekonomian di Kota Kediri.
Abu mengatakan bahwa kegiatan ini bakal dilanjutkan dengan diskusi untuk mengambil kebijakan guna menghadapi tantangan pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Apalagi di tahun 2022 ini ada kebijakan kenaikan harga BBM non-subsidi dan kebijakan kenaikan PPN menjadi 11 persen per April 2022.
BACA JUGA:
Polres Kediri Kota Tangkap Pelaku yang Aniaya Adik Kadungnya hingga Tewas, Apa Motifnya?
Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan, Pj Wali Kota Kediri Paparkan Sejumlah Program
Prawoto, Pensiunan PNS di Kota Kediri Rasakan Manfaat Program JKN di Usia Senja
Di Sosialisasi KITA, Pj Wali Kota Kediri Dorong Kemudahan Warga dalam Administrasi Kependudukan
“Apa yang dibahas dalam High Level Meeting ini menjadi pengingat dan kita bisa mengambil kebijakan yang lebih baik lagi. Supaya kita semua tetap satu visi dan misi untuk menjaga laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri,” ujarnya di Ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri, Senin (25/4/2022).
Saat ini, lanjut Abu, geliat pemulihan ekonomi di Kota Kediri sudah mulai terasa. Di tahun 2020 pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri melambat di angka minus 6,25 persen dan berbagai upaya yang terus dilakukan oleh TPID Kota Kediri mulai menunjukkan tren positif.
Hal ini terlihat dari data laju perekonomian pada tahun 2021 mulai merangkak naik pada angka 2,5 persen. Meskipun ekonomi berhasil tumbuh, angka inflasi tetap dijaga. Pada bulan Maret 2022 Kota Kediri mengalami inflasi month to month sebesar 0,43 persen. Hal ini menjadikan Kota Kediri masuk dalam kategori kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) terendah dari 8 kota di Jawa Timur.
Inflasi bulan maret 2022, bila dibandingkan dengan bulan maret tahun lalu atau year on year tercatat 2,33 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi year on year bulan maret 2022 Provinsi Jawa Timur di angka 3,04 persen dan Nasional sebesar 2,64 persen.
“Untuk menaikan pertumbuhan ekonomi ini kita butuh effort yang besar. Terbukti kerja keras dan kolaborasi solid selama ini membawa dampak baik terhadap pengendalian inflasi di Kota Kediri,” kata Abu.
Bertepatan dengan bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri, daya beli masyarakat pada momen ini cukup tinggi. Selain itu juga terlihat saat acara Harmoni Ramadan Fest 2022 kemarin antusias masyarakat sungguh luar biasa.
Hal ini beriringan dengan tantangan pengendalian inflasi yang semakin berat. Selain itu, adanya kenaikan PPN menjadi 11 persen berdampak pada kenaikan harga di berbagai sektor, pencabutan HET, penyesuaian harga BBM non-subsidi, dan pengendalian volatile food.