Libatkan Pakar dari Luar Negeri, BKKBN Gelar Konferensi Internasional Percepatan Penurunan Stunting
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Dadang Dwi Tanto
Selasa, 04 Oktober 2022 20:15 WIB
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan masalah aging population atau peningkatan jumlah penduduk lansia pada tahun 2035. Dari yang 25,9 juta jiwa (9.7%) pada tahun 2019, menjadi menjadi 48.2 juta jiwa (15,77%) di tahun 2035.
"Saat terjadi aging population dibutuhkan sumber daya manusia usia produktif yang berkualitas, karena terjadinya dependensi rasio yang sangat tinggi. Di mana usia produktif harus menanggung biaya SDM yang tidak produktif, yaitu lansia dan anak usia di bawah 14 tahun. Di mana kedua unsur SDM ini tidak produktif tetapi membutuhkan biaya yang cukup besar," papar Hasto.
Untuk itu, Hasto berharap Indonesia bisa segera mewujudkan zero stunting untuk menyambut era aging population tersebut.
Menurutnya, BKKBN sudah mengantisipasi aging population melalui program pemberdayaan ekonomi usia nonproduktif perempuan. Sebab, angka lansia perempuan pasti lebih besar dibanding lansia pria. Lantaran angka kematian pada kaum pria lebih tinggi daripada angka kematian pada kaum perempuan.
Turut hadir dalam acara ini, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo. Ia menyampaikan program yang dilaksanakan Unibraw untuk turut mempercepat penurunan stunting melalui pendampingan terhadap masyarakat melibatkan 800 mahasiswa dan dosen dalam kegiatan KKN tematik.
Hadir pula Head Director of Lembaga Penduduk dan Pembangunan Keluarga Nasional (LPPKN) Malaysia, Encik Abdul Shukur bin Abdullah. Menurutnya, stunting menjadi permasalahan dunia, termasuk di Malaysia yang angkanya masih mencapai 21%.
"Malaysia juga menghadapi aging population pada tahun 2039 atau 5 tahun lebih awal dibandingkan dengan Indonesia. Sedang untuk TFR Malaysia masih di angka 1.7 dengan target tahun 2022 ini di angka 1.5," sebutnya. (dad/rev)