Pertamina pun Mengklaim sebagai NU Agar Lobi Sukses
Minggu, 10 Mei 2015 22:34 WIB
BANGSAONLINE.com - Peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam geopolitik global dinilai sangat penting dan dibutuhkan untuk memediasi konflik di sejumlah negara, maupun untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral Indonesia di tingkat Internasional. Karenanya, dibutuhkan lebih banyak diplomat dari kader NU.
Hal itu diungkapkan pakar hubungan internasional Universitas Indonesia (UI) Edy Prasetyono dan pakar kajian Eropa UI Mahmoud Syaltout dalam diskusi Pramuktamar NU di Jakarta, Jumat (8/5/2015).
BACA JUGA:
Erick Thohir Jadi Ketua Pengarah Satu Abad NU
Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Mutiara Indonesia dari Jawa Timur
Ucapkan Selamat Harlah NU, Wali Kota Kediri Harapkan NU Tetap Jadi Pedoman dan Dampingi Masyarakat
NU Lahir atas Istikharah Kiai, Gubernur Khofifah: Santri Pemimpin Masa Depan
“Sekarang terjadi perubahan tren global dan regional. Rivalitas hegemoni atau kepemimpinan global sedang terjadi antara Amerika dengan Tiongkok. Eropa dan Rusia sedang jenuh. Indonesia, dengan jalur sutra yang diapit oleh berbagai negara satelit dari Amerika dan Tiongkok, mau tidak-mau harus memperkuat diri,” papar Edy.
Sementara geopolitik di Asia Timur dan Asia Tenggara, dalam konteks ekonomi, budaya maupun pertahanan dan keamanan, menurut Edy masih rentan konflik dan menjadi rebutan negara besar ekstra kawasan.
“Dalam hal ini, Islam Nusantara, karakter ideologi keagamaan NU ini sangat dibutuhkan dalam memperkuat hubungan internasional Indonesia. Karenanya NU harus mempertahankan sikap moderat, terbuka, guyub, bersatu dan mampu mengakomodasi berbagai tradisi lokal sebagai jalan diplomasi. Kalau Islam Nusantara ini bersikap ekstrem, menutup salah satu pelabuhan yang masuk jalur sutra misalnya, bisa memicu perang dunia, ” ujarnya.
Pentingnya peran NU dalam diplomasi Indonesia, menurut Edy, bukanlah bualan. Karena dalam sejumlah riset dan forum internasional, Islam Nusantara yang diusung NU ini relatif lebih diterima dan diakui moderasinya oleh negara-negara tetangga di Asia maupun oleh negara-negara di Eropa, Afrika dan Amerika.
Simak berita selengkapnya ...
sumber : nuonline