Dua Guru di SMPN 4 Nganjuk Lanjutkan Protes terhadap Kepsek
Sabtu, 23 Mei 2015 04:01 WIB
NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Dua Guru di SMPN 4 Nganjuk, yakni Santoso (50) dabn Supriyanto (49) belum berhenti berunjuk rasa untuk memprotes kepemimpinan Kepala Sekolah Joko Kuwoto.
Hingga kini, keduanya belum mau menghapus tulisan-tulisan bernada protes dan sindiran untuk sang kepala sekolah, padahal mobil tersebut tiap hari diparkir di halaman sekolah, sehingga semua murid dan guru-guru di sana mengetahui aksi protes dari Santoso dan Supriyanto tersebut.
BACA JUGA:
Pungli Berkedok Bazar Pendidikan, Akademisi Sesalkan Disdik Manfaatkan Momen Harjad Sampang
Kepala Dispendik Gresik Bantah Ada Pemotongan BOS: Soal Pokja, Saya Tidak Tahu
Laporan ke DPRD, Dana BOS SDN dan SMPN di Gresik Dipotong Rp 500 - 700 Ribu/Siswa/Bulan
Salurkan Dana BOS, Bank Jatim Gandeng Diknas Provinsi Jawa Timur
Seperti diberitakan sebelumnya, sindiran dan protes melalui tulisan pedas tersebut memang ditujukan kepada kepala sekolah dan para kroninya yang dianggap oleh Santoso dan Supriyanto terlalu arogan dalam membuat kebijakan, sehingga tidak jarang menimbulkan konflik di internal sekolah. Selain itu, Santoso dan Supriyanto juga memprotes pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang tidak transparan.
"Kendati pemerintah mengucurkan program sekolah gratis lewat dana BOS, dengan masing-masing anak diberi Rp 1 juta per tahunnya, namun sekolah masih ditemukan banyak tarikan. Sedikitnya ada belasan item tarikan dilakukan, termasuk pemebelian LCD, dibebankan kepada siswa baru," ujar Supriyanto saat ditemui wartawan.
“Untuk tahun ini murid baru dikenai Rp 350 ribu per anak, tahun sebelumnya juga narik,” imbuh Supriyanto.
Padahal, lanjut guru Fisika ini, dana BOS seharusnya cukup untuk pengelolaan selama setahun asal sekolah mengelola dengan transparan.
“Mana ada di sini slogan-slogan atau tulisan yang menyatakan sekolah sebagai penyelenggara sekolah gratis, itu supaya memudahkan tarikan,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Heri Santoso, yang juga mengkritik kebijakan Joko Kuwoto melalui tulisan di mobilnya yang bernopol AG 460 VF.