Gubernur Khofifah Apresiasi Program Keluarga Keren Bebas Stunting di Sumenep | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Gubernur Khofifah Apresiasi Program Keluarga Keren Bebas Stunting di Sumenep

Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Selasa, 18 Juli 2023 18:32 WIB

Gubernur Khofifah saat membuka program Keluarga Keren Bebas Stunting di Sumenep.

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Gubernur mengapresiasi program kolaborasi bersama , yakni Keluarga Keren Bebas Stunting di . Agenda tersebut dibuka langsung oleh KSAL, Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kepala , Hasto Wardoyo, didampingi gubernur serta Bupati , Achmad Fauzi, Selasa (18/7/2023).

Program peningkatan kualitas kesehatan ini berlangsung selama 2 hari (18-19 Juli 2023) di Masalembu. Bahkan, mengerahkan Kapal Bantuan Rumah Sakit KRI dr Radjiman Wedyodiningrat 992 yang membawa 136 Tenaga Kesehatan untuk melaksanakan operasi baksos kemanusiaan dan memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat Masalembu.

Bantuan kesehatan yang dilaksanakan antara lain Operasi Major, Bibir Sumbing, Khitanan, Operasi Katarak, hingga pengobatan gigi dan mulut. Tak hanya itu, sejumlah kegiatan juga digelar, seperti penyuluhan edukasi gizi dan , penyuluhan keluarga berencana, masak menu sehat, bakti sosial dengan penyerahan paket menu sehat untuk dan Ibu menyusui.

"Kami menyampaikan terima kasih atas seluruh support, kekuatan dan energi dari atas penguatan pada upaya penurunan . Mudah mudahan seluruh kegiatan ini berjalan dengan baik dan bisa direplikasi di banyak titik daerah lain, sehingga target penurunan bisa dilakukan secara signifikan dan di maksimalkan," urai.

Menurut dia, penguatan yang diberikan oleh ini menjadi energi dan kekuatan dalam upaya menurunkan bersama dengan seluruh kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur. Terutama untuk mempercepat tercapainya target penurunan Jatim di angka 14 persen pada 2024.

“Jika merujuk data prevalensi di Jatim, angkanya sudah konsisten mengalami penurunan signifikan. Terbukti, pada tahun 2020, prevelensi di Jatim mencapai 25,6 persen. Kemudian tahun 2021 turun 23,5 persen, dan di tahun 2022 kembali turun menjadi 19,2 persen. Angka yang terus turun ini, patut disyukuri karena saat ini telah dibawah standar WHO di angka 20 persen,” paparnya.

Berdasarkan data survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan Kabupaten merupakan salah satu kabupaten/kota dengan prevalensi masih diatas angka Jatim yaitu sebesar 21,6%. Tetapi penurunannya sangat signifikan dibanding tahun sebelumnya (2021).

Khofifah mengatakan bahwa yang memiliki pulau terpencil dan terbanyak di Jawa Timur menjadi tantangan tersendiri dalam penanganan . Sehingga, kehadiran KSAL bersama tim diyakini dapat membangun penguatan diberbagai titik layanan kesehatan.

"Strong Partnership seperti saat ini menjadi kunci didalam penurunan angka di Jawa Timur," tuturnya.

Selain itu, lanjut, periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) harus difahami sejak dini yang dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Ini penting, untuk memastikan ibu dan janin yang dilahirkan sehat. Karenanya, substansi inilah yang harus difahami oleh masyarakat yang akan berkeluarga.

"Edukasi dan pemahaman yang utuh harus terus disampaikan demi mengantisipasi peningkatan kenaikan di Jatim. Langkah mitigatif dan edukasi seperti inilah yang terus dilakukan oleh . Termasuk, langkah antisipatif kepada calon pengantin," ujarnya.

Di hadapan KSAL, menyebut upaya menurunkan juga dilakukan oleh banyak unsur di Jawa Timur termasuk Baznas Jatim hingga Ika Unair. Di mana, secara khusus Baznas Jatim akan membersamai kegiatan bakti baik di dan di Kepulauan Masalembu. Begitu juga, dengan IKA Unair akan ikut turun memberikan layanan kesehatan bersama .

“Terima kasih, semoga upaya sinergis antar berbagai pihak ini bisa mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di Jawa Timur,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali turut menekankan bahwa kunci dari pencegahan adalah peningkatan kualitas hidup generasi muda.

"Bangsa yang sejahtera dapat dilihat dari kualitas hidup generasi mudanya. berkomitmen menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan dukungan lainnya yang dapat menyukseskan program ini," sebutnya.

"Mari kita terus bergerak maju dalam memberikan perubahan. Saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh komponen masyarakat yang telah berkontribusi," tutupnya.

Meneguhkan tekad menurunkan , di kesempatan itu KSAL Laksamana Muhammad Ali juga dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Stunting. Begitu juga dengan Ketua Umum Jalasenastri Fera Muhammad Ali menjadi Bunda Asuh Anak Stunting.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana () Republik Indonesia dr Hasto Wardoyo menyebutkan, Pembangunan Keluarga adalah pondasi utama tercapainya kemajuan bangsa. Karenanya, pencegahan harus menjadi prioritas di tiap daerah dan melibatkan sinergi banyak pihak.

Hasto Wardoyo pun mengapresiasi capaian Jawa Timur di bawah kepemimpinan Gubernur. Sebab, dari angka 23,5% Stunting di Jatim menurun menjadi 19,2%. Bahkan, angka Stunting di Kabupaten menurun dari 29% ke 21,6%.

"Saya yakin gerakan bersama didukung oleh dan Pemerintah Daerah adalah tugas mulia untuk membangun anak bangsa, demi generasi yang cerdas. Penurunan Stunting di bawah kepemimpinan Ibu Gubernur ini luar biasa. Kita doakan Jatim di 2024 bisa mencapai angka di bawah 14%," ujarnya. (dev/mar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video