Soal Pansus Kopi Kapiten Hingga Berbuntut Laporan ke Kejaksaan, Ketua DPRD Angkat Bicara
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Ahmad Fuad
Rabu, 13 Maret 2024 22:12 WIB
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Senin depan Pansus Investigasi Kopi Kapiten menggelar rapat bersama dinas terkait untuk mempertanyakan dugaan-dugaan yang mencuat di media sosial.
Hal itu disampaikan oleh Najib Setiawan, Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari fraksi gabungan.
BACA JUGA:
Laporan Dugaan Pungli Kades Karangkliwon Diduga Mandek
Raperda KTR Diprotes Apindo, Pansus II DPRD Pasuruan Janji Pertimbangkan Masukan Pengusaha
Pembangunan Gedung dan Gudang Arsip DPRD Pasuruan Capai 32 Persen Lebih
LSM Gerak Tuding Khasani Pensiun Dini Kilat, Sekda Pemkab Pasuruan: Sesuai SOP
"Senin kita melakukan pemanggilan kepada dinas terkait," ujar Najib kepada BANGSAONLINE.com saat ditemui di Kompleks Perkantoran Raci, Bangil, Kabupaten Pasuruan, Rabu (13/3/2024).
Ia menjelaskan rapat tersebut pansus akan membahas pertanyaan publik, antara lain indikasi penyimpangan, branding Kopi Kapiten, anggaran pemasukan dan pengeluaran, dan manfaat dari program tersebut.
"Kita ikuti lah perkembangannya nanti bagaimana," jelas Najib.
Sebelumnya, sejumlah aktivis juga sudah melayangkan surat laporan kepada Kejari Kabupaten Pasuruan agar pihak penegak hukum mengusut tuntas dugaan penyimpangan anggaran hibah.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Pasuruan H. M. Sudiono Fauzan mengaku mendukung pansus, demo, maupun laporan yang disampaikan aktivis ke kejaksaan.
"Baik pansus atau demo saya berharap semuanya jalan," kata pria yang karib dipanggil Mas Dion ini.
Ia menjelaskan bahwa tujuan dari semua itu sebenarnya sama, ingin mengangkat produk unggulan Kabupaten Pasuruan. Menurut dia tidak hanya kopi, tetapi juga ada mangga alpokat, durian, dan produk unggulan lainnya.
Oleh karena itu dia mendorong agar pansus dan demo ini bisa berjalan transparan dalam pengembangan produk unggulan, khususnya soal anggaran. Sehingga tidak menimbulkan prasangka negatif di tengah-tengah masyarakat.
"Ya kita dukung lah dua-duanya, supaya tidak timbul su'udzon. Mana yang benar dan mana yang salah supaya menjadi evaluasi bersama," pungkasnya. (afa/rev)