Muncul JKSN Junior: Kiai dan Gus 01, 02, 03 Kompak Dukung Khofifah
Editor: M Mas'ud Adnan
Rabu, 27 Maret 2024 16:22 WIB
Khofifah juga mempelopori tadarus al-Quran di birokrasi Pemprov Jatim. Menurut dia, banyak OPD yang kemudian berusaha keras untuk belajar mengaji.
Bahkan diantara mereka ada yang kemudian memanggil guru ngaji untuk belajar Al-Quran. Sebelumnya, kata Khofifah, diantara mereka ada yang mengaji dengan cara membaca huruf latin, karena tak bisa baca huruf Arab.
Khofifah juga sangat optimistis tentang pertumbungan ekonomi Jawa Timur. Ia menunjuk tentang perkembangan industri manufaktor.
“Per Mei ini Kiai, industri manufaktur Provinsi Jawa Timur sudah 35 %,” kata Khofifah. Ini berarti Jawa Timur malampaui jauh dari target nasional, termasuk saat Indonesia emas pada 2045 nanti.
Sekarang, kata Khofifah, “Yang perlu kita dorong adalah penguatan SDM yang lebih merata,” tukasnya.
Meski demikian Khofifah mengaku masih ada program yang belum bisa ia tuntaskan dalam kepemimpinan periode pertama sebagai gubernur Jawa Timur. Padahal semula ia berharap proyek ini menjadi “pecah telur”.
Apa itu? Program mercusuar Indonesia Islamic Science Park. Atau IISC. Yang rencananya akan dibangun di kaki jembatan Suramadu sisi Madura.
Padahal Khofifah sudah membayangkan bagaimana manfaat dan indahnya proyek megah yang diprediksi akan menjadi kebanggaaan bangsa Indonesia di dunia internasional itu.
“Jadi kalau selama ini pertemuan ulama dunia ada di Bali, bisa kita tarik ke Madura,” kata Khofifah membayangkan betapa strategisnya proyek itu.
IISC tidak hanya akan menjadi kebanggaan warga Jawa Timur tapi juga menjadi ikon Indonesia.
Menurut dia, proyek itu sangat strategis karena ada bangunan masjid megah, disamping hotel berbintang, museum, dan bangunan lainnya.
“Begitu keluar dari jembatan Suramadu orang langsung melihat masjid,” kata Khofifah membayangkan proyek bertaraf internasional itu.
Tapi sayang tanah yang akan ditempati bangunan kebanggaan umat Islam itu sampai sekarang masih belum diserahkan oleh kementerian PUPR. Padahal, kata Khofifah, Pemprov Jatim sudah menyiapkan uang Rp 300 miliar untuk membebaskan tanah di sekelilingnya.
Tapi, tegas Khofifah, program prestisius itu harus terwujud. Dan Kementerian PUPR harus menyerahkan tanah itu.
“Terlepas Madura mau jadi provinsi atau tidak,” kata Khofifah disambut tawa para kiiai dan gus.
Ia juga menyinggung soal para siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri, melalui berbagai jalur. Menurut dia, pendaftar paling banyak adalah siswa-siswi Jawa Barat karena penduduknya memang terbanyak. Tapi yang paling banyak diterima di PTN justeru siswa-siswi Jawa Timur.
Menurut Khofifah, prestasi yang dicapai Provinsi Jawa Timur selama ini tak lepas dari doa para kiai. Terutama doa kiai Asep yang istiqamah mendoakan agar Jawa Timur menjadi provinsi terdepan dan termaju melampaui provinsi-provinsi lainnya.
Karena itu Khofifah mengucapkan terimakasih kepada para kiai, wabil khusus kepada Kiai Asep Saifuddin Chalim.