Khofifah Kader Ideologis Gus Dur, Loyalitas tanpa Batas
Editor: M Mas'ud Adnan
Jumat, 05 April 2024 07:28 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Ketika KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersama para kiai NU mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), karir politik Khofifah Indar Parawansa sedang moncer di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Khofifah sedang menikmati kursi empuk anggota DPR RI. Dari PPP.
Kiprah politiknya juga penuh prospek. Bahkan Khofifah menjabat Pimpinan Fraksi PPP DPR RI.
BACA JUGA:
Dilantik Jadi Ketua DP HKTI Jatim, Khofifah Bertekad Wujudkan Smart Village dan Sejumlah Program
Fadli Zon Lantik Pengurus DPD HKTI Jatim, Khofifah Dorong Gerakan Kembali ke Desa
Di Haul ke-13 KH Ahmad Zamachsyari, Khofifah Didoakan Lanjutkan Pimpin Jawa Timur
Barisan Loyalis Gus Dur Lumajang Deklarasi Dukung Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024
Tapi ketika Gus Dur minta Khofifah bergabung dengan PKB, aktivis PMII itu langsung sam’an watha’atan. Tanpa pikir panjang Khofifah angkat kaki dari PPP. Sekaligus meninggalkan kursi empuk DPR RI.
“Kalau orang lain masuk partai (PKB) ingin menjadi anggota DPR, saya justru meninggalkan kursi DPR,” kata Khofifah saat itu.
Gus Dur mendirikan PKB pada 23 Juli 1998. Saat itu Gus Dur menjabat ketua umum PBNU.
Bagi Khofifah, Gus Dur bukan hanya kiai, guru, dan pemimpin. Tapi juga referensi pemikiran, kepemimpinan, dan kehidupan. Bahkan teladan bilhal. Yang memang sinkron, antara pemikiran dan perilaku. Antara ucapan dan tindakan.
Tak aneh, jika pemikiran Khofifah berwatak Gusdurian. Terutama dalam konteks kebangsaan dan keagamaan. Bahkan Khofifah sering mengutip pemikiran dan postulat keagamaan yang dilontarkan Gus Dur.
Pemahaman Khofifah tentang Gus Dur memang relatif utuh. Maklum, Khofifah istiqamah mendampingi tokoh inklusif yang dikagumi tokoh-tokoh dunia itu.
"Suatu saat, ketika Gus Dur menjadi Presiden, beliau memberikan pidato di Amerika. Gus Dur menyampaikan 'Di negeri saya, saya melindungi minoritas, tolong di negeri anda lindungi minoritas," kata Khofifah menirukan pernyataan Gus Dur saat pidato peringatan delapan tahun wafatnya Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis (28/12/2017) malam.
Bahkan Khofifah satu-satunya kader Gus Dur yang mendapat wasiat khusus dari ketua umum PBNU tiga periode itu. Menurut Khofifah, Gus Dur pernah menyampaikan kepada dirinya, agar jika wafat, batu nisan di pusaranya ditulis: "Here rests a humanist". Yang artinya, "Di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan".
Semula Khofifah mengaku tak berani menyampaikan wasiat Gus Dur itu pada Nyai Hj Sinta Nuriyah, istri Gus Dur.
"Ada wasiat yang saya tidak berani 'matur' ke Bu Nyai Sinta Nuriyah. Waktu itu saya menyampaikan testimoni di sebelah makamnya Gus Dur, dan tiga tahun lalu saya menyampaikan, bahwa tiga kali sebelum wafat, beliau (almarhum Gus Dur) sampaikan 'Mbak, kalau nanti saya meninggal tolong di batu nisan ditulisi 'Here rests a humanist' dan alhamdulillah setahun terakhir di batu nisan ditulis," ungkap Khofifah dilansir infopublik.id.
Ini tentu informasi sangat penting. Karena sebelumnya, banyak pihak – termasuk Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono – menjuluki Gus Dur sebagai bapak pluralisme. Atau seorang pluralis.
Ternyata Gus Dur lebih suka disebut sebagai pejuang kemanusiaan.
Salah satu postulat keagamaan yang sering dikutip Gus Dur adalah kaidah Ushul Fiqih Tasharruful imam 'alar ra'iyyah manuthun bil maslahah”. Yang artinya “Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyat harus didasarkan atas pertimbangan kemaslahatan.
Kaidah ini sering dipidatokan Khofifah dalam berbagai kesempatan. Bahkan Khofifah tidak hanya mempidatokan tapi juga mempraktikkan dalam program konkret atau kebijakan ketika menjabat Gubernur Jawa Timur.
Simak berita selengkapnya ...