Pesan Khofifah saat Halal Bihalal dengan 1.600 Guru se-Bakorwil Madiun
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Jumat, 03 Mei 2024 17:44 WIB
KOTA MADIUN, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, menyatu bersama 1.600 guru dan tenaga pendidikan dalam Halal Bihalal Cabang Dinas Pendidikan se-Bakowil 1 Madiun, Jumat (3/5/2024).
Dalam kegiatan yang dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, dan juga Pj Wali Kota Madiun, Eddy Supriyanto, Khofifah berpesan agar para guru terus memupuk dan menyemai nilai-nilai akhlakul karimah pada para putra putri didiknya.
BACA JUGA:
Komunitas Perempuan Relawan ‘Prokem’ Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil
Disambut Doa, Khofifah Ajak Santri Ponpes Al Anwar Bangkalan untuk Tempuh Pendidikan yang Tinggi
Ikhtiar Menangkan Khofifah-Emil, DPW PKS Jatim Konsolidasikan Kader
Khofifah: Terima Kasih Kontribusi Muhammadiyah dalam Peningkatan Kualitas SDM
Ketua Umum PP Muslimat NU ini menegaskan, untuk membangun bangsa tidak bisa hanya mengandalkan academic achievement yang brilian saja, melainkan juga membutuhkan generasi yang memiliki akhlakul karimah. Yang mana, hal itu harus dipupuk dan disemai sejak usia diri, rejama, hingga dewasa.
“Peran dari guru hari ini sangat penting dalam membangun generasi bangsa. Tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tapi Bagaimana para siswa, anak-anak kita terbangun karakternya, memiliki komitmen dan integritas menjadi pribadi yang memiliki akhlaqul karimah,” katanya.
“Membangun bangsa, membutuhkan generasi yang fatonah atau cerdas, dan juga yang shiqqid atau yang jujur dan berintegritas dan berkhlaq yang baik,” tuturnya menambahkan.
Dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik, Khofifah mengatakan bahwa guru kerap kali melibatkan hati dan perasaan saat proses transfer ilmu. Hal ini menjadi hal yang positif. Sebab, sensitivitas guru hari ini dalam mendidik dianggap sangat penting, terutama dalam mengasah keseimbangan antara kognitif dan juga afektif siswa.
Di mana, kognitif proses pengembangan perilaku yang menekankan pada intelektualnya, seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir, sedangkan afektif lebih menekankan pada aspek perasaan, seperti minat dan sikap.
“Jadi pesan saya, guru-guru tolong jangan hanya fokus pada capaian dan pengembangan kognitif siswa. Tapi juga afektifnya. Agar anak-anak kita tetap memiliki sense, rasa, dan sensitivitas dalam menghadapi masalah, dan menghadapi masa depannya kelak,” ucap wanita yang baru saja menerima penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden Joko Widodo itu.
Ia pun menyebutkan kondisi dunia global saat ini yang banyak peperangan, banyak konflik, dan banyak yang permasalahan yang menimbulkan perpecahan. Bahkan banyak tokoh-tokoh berkemampuan otak yang cerdas yang terlibat di dalamnya.