Peletakan Batu Pertama Perpustakaan Khofifah, Prof Kiai Imam Ghazali Berharap seperti Al-Azhar Mesir
Editor: M Mas'ud Adnan
Sabtu, 11 Mei 2024 16:33 WIB
“Bagi Bu Khofifah tanah itu gak penting. Tapi bagi Pesantren An-Nur sangat penting karena tanah itu menempel ke Pesantren An-Nur,” kata Kiai Imam Ghazali Said sembari mengucapkan terima kasih kepada Khofifah Indar Parawansa.
Guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu menegaskan bahwa perpustakaan itu sangat banyak artinya bagi para mahasiswa, terutama mahasiwa yang mondok di Pesantren An-Nur.
Begitu juga bagi anak-anak. Karena perpustakaan Khofifah itu juga akan proyeksikan sebagai perpustakaan ramah anak.
“Karena itu kesenangan Bu Khofifah,” tutur pengasuh rubrik Tanya Jawab Islam di koran HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE itu.
Ulama asal Sampang Madura itu berharap hibah tanah dari Khofifah itu bisa seperti hibah tanah Universitas Al-Azhar Mesir, Universitas Al-Qarawiyyun (Karaouine, universitas tertua di dunia) Maroko, dan Unversitas Zaituna Tunisia. Yang meski sudah ribuan tahun tidak tenggelam, tapi justru semakin berkembang dan mendunia.
“Mungkin (besarnya An-Nur) tidak sekarang, tapi beberapa tahun akan datang,” kata Kiai Imam Ghazali Said yang secara serempak diamini oleh para kiai dan undangan yang hadir.
Rencana pembangunan Perpustakaan Khofifah itu ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Prof Dr KH Ridwan Nasir, KH Jazuli Noer, Prof Dr KH Imam Ghazali Said, dan Muchit Effendy.
“Semoga pembangunan lancar dan cepat selesai,” kata Kiai Imam Ghazali Said.
Acara itu juga ditandai dengan pemotongan dua tumpeng yang dilakukan oleh Kiai Imam Ghazali Said dan istrinya.
Kiai Imam Ghazali Said juga menuturkan bahwa acara itu sekaligus tasyakuran haji karena ia dan beberapa keluarganya akan menunaikan ibadah haji ke tanah suci.