Prof Kiai Asep di Depan Wali Santri: Saya Dulu Gelandangan, Pernah Melamar Jadi Tukang Parkir | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Prof Kiai Asep di Depan Wali Santri: Saya Dulu Gelandangan, Pernah Melamar Jadi Tukang Parkir

Editor: M Mas'ud Adnan
Senin, 03 Juni 2024 10:39 WIB

Prof Dr KH Asep Saifuddn Chalim, MA. Foto: MMA/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Secara maraton Prof Dr KH Asep Saifuddn Chalim, MA menghadiri acara Haflah Akhhirussanah para santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang lulus SMP, SMA dan MTs serta Madrasah Aliyah (MA). Haflah itu digelar di dua tempat. Yaitu di Pondok Pesantren Amanatul Surabaya dan Pacet Mojokerto, sejak Sabtu (1/6/2024) malam hingga Ahad (2/6/2024) sore.

Acara Haflah itu selain dihadiri para santri yang lulus juga wali santri. Akibatnya jalan di sekitar Pesantren Amanatul Ummah macet karena banyak mobil wali santri parkir dan lalu lalang.

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah memberi wejangan sekaligus memimpin istighatsah.

Dalam taushiyahnya, Kiai Asep sangat menekankan tentang pentingnya akhlak mulia atau ahlaqul karimah. Ia berharap semua santrinya sukses. Ia mengaku selalu berdoa tidak hanya untuk para santrinya tapi juga untuk kedua orang tua mereka dan semua keluarganya.

“Semoga diantara kalian ada yang jadi bupati dan walikota, gubernur, menteri dan presiden,” kata Kiai Asep yang diamini para wali santri yang hadir. Ia juga berdoa, teratama untuk para wali santri yang hadir, banyak rezeki dan terlepas dari lilitan hutang.

“Anak-anak harus berani menjadi pemimpin. Tapi harus membawa visi-misi sekolah kalian. Kalau tidak, gak usah, karena nanti kalian akan korupsi,” tegas putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada tahun 2023 ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Para wali santri Amanatul Ummah saat menghadiri Haflah Akhirussanah di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Ahad (2/6/2024). Foto: MMA/bangsaonline

Menurut dia, goal of graduate (tujuan kelulusan) Amanatul Ummah, selain menjadi ulama besar yang menerangi dunia juga menjadi pemimpin dunia dan pemimpin Indonesia yang yang mengupayakan terwujudnya kesejahteraan dan tegaknya keadilan.

“Atau jadi konglomerat besar yang berkontribusi terhadap kesejahteraan bangsa Indonesia,” kata Kiai Asep. “Atau jadi profesional yang berkualitas dan bertanggungjawab,” tambah Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Kiai Asep lalu membeberkan perjungan hidupnya hingga sukses seperti sekarang ini.

“Saya dulu , nak. Kadang makan kadang tidak. Ya di Siwalankerto ini,” kata Kiai Asep.

Kiai Asep dan istrinya juga mengaku tidur di ruang kelas, karena tak punya rumah.

Kondisi ekonomi Kiai Asep yang miskin itu membuat salah seorang warga Siwalankerto Surabaya iba.

“Dulu di Siwalankerto ini ada orang kaya menawari rumah untuk ditempati. Tapi istri saya tak mau. Saya juga bersyukur istri saya tidak mau. Enak tidur di ruang kelas,” kata Kiai Asep yang merasa bisa menjaga harga diri sembari mengatakan bahwa dirinya selalu mendoakan istrinya, Nyai Hj Alif Fadilah.

Kiai Asep juga mengaku pernah . Tapi tak diterima. Dia bersyukur tak diterima sehingga tak terlena jadi tukang perkir.

“Tapi kenapa saya bisa seperti sekarang? Karena saya punya hati. Saya punya cita-cita,” tegas Kiai Asep di depan ribuan wali santri dan para santri yang lulus SMP, SMA, Mts, MA.

Karena itu Kiai Asep minta pada para santri dan wali santri agar meneguhkan cita-cita. Menurut dia, cita-cita itu harus tinggi. 

Kenapa? “Karena Allah itu senang pada orang yang punya cita-cita tinggi. Innallah yuhibbu ma’liyal umur wayukrahu safsafaha. Sesunggunya Allah iitu sangat senang pada orang yang punya cita-cita tinggi dan tidak senang pada orang yang cita-citanya rendah,” kata Kiai Asep mengutip Kitab Ta’limul Muta’allim yang ditulis oleh Imam Az-Zarnuji, tokoh pendidikan Islam asal Kazakhstan yang sangat populer di dunia pesantren.

Kini Kiai Asep sukses besar. Kiai asal Cirebon Jawa Barat itu populer sebagai kiai miliarder tapi dermawan. Kiai Asep memiliki pondok pesantren di tiga tempat. Yaitu di Surabaya, Pacet Mojokerto, dan Leuwimunding Majalengka Jawa Barat.

Santrinya sekitr 14 ribu orang. Dan berprestasi. Selain banyak diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) juga banyak yang diterima di luar negeri, seperti Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Mesir, Jerman, Rusia, Tunisia, Maroko, dan negara-negara lainnya. (MMA)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video